Nakita.id - Jika dalam pemeriksaan non-invasif ibu masuk dalam kategori risiko tinggi maka ibu harus melanjutkan ke pemeriksaan invasif.
Pemeriksaan invasif adalah suatu tindakan dengan memasukkan jarum/alat ke dalam rahim untuk mendapatkan sampel cairan amnion, plasenta, atau darah tali pusat.
Tindakan ini biasanya menimbulkan rasa sakit dan dapat menyebabkan risiko keguguran sekitar 0,5%.
Risiko lainnya berupa infeksi ataupun pecah ketuban.
Bila tindakan ini tidak dilakukan sesuai prosedur, maka bukan tidak mungkin dapat menyebabkan cacat janin.
Ada beberapa tindakan dalam prosedur invasif:
1. Amniosentesis
Pengambilan cairan amnion/ketuban.
Waktu dilakukan: Pada usia kehamilan 15-16 minggu.
Teknik: Menusukkan jarum melewati rongga perut menembus kantung amnion. Cairan amnion diambil kurang lebih 15–20 ml. Kemudian sampel dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan analisis kromosom.
Risiko: dilakukan ketika usia kandungan 13 minggu atau lebih karena kurang dari itu menimbulkan risiko kelainan janin seperti talipes equinovarus atau telapak kaki yang miring.
2. Chorionic villus sampling
Pengambilan sampel villi atau bagian dari plasenta.
Waktu dilakukan: 10-13 minggu kehamilan.
Teknik: Prosedur ini dapat dilakukan melalui dinding perut ataupun lewat vagina. Prinsipnya memasukkan jarum atau alat biopsi untuk mengambil sampel villi atau plasenta. Sampel ditampung dalam media khusus kemudian dikirim ke laboratorium untuk diproses dan dianalisis kromosomnya.
Risiko: Sebelumnya, orang menghindari pemeriksaan CVS karena berisiko tinggi keguguran. Namun sekarang, didukung dengan teknologi dan dokter yang terlatih risikonya sudah sangat rendah, sama dengan pemeriksaan amniosentesis, yakni sekitar 0,5 %.
Sebaiknya CVS tidak dilakukan pada kehamilan kurang dari 9 minggu karena bisa menyebabkan cacat tungkai (limb reduction defect). Tetapi hal ini jarang terjadi.
3. Kordosentesis
Pengambilan sampel darah tali pusat
Waktu dilakukan: Pada usia kehamilan melebihi 20-22 minggu dimana tidak memungkinkan penggunaan sampel amnion/ketuban.
Teknik: Jarum dimasukkan melalui dinding perut ke arah tali pusat. Sampel darah tali pusat diambil dan dikirim ke laboratorium untuk analisis kromosom. Prosedur ini lebih sulit dibanding kedua prosedur sebelumnya.
Risiko: Kordosentesis dapat menyebabkan perdarahan sehingga bisa terjadi anemia janin.
KOMENTAR