Nakita.id - Diagnosis prenatal merupakan teknik untuk mendiagnosis kondisi janin yang belum lahir.
Diagnosis prenatal penting dilakukan bagi janin yang diduga memiliki kelainan genetik ataupun kelainan lainnya.
Teknik prenatal ini umumnya dilakukan pada kasus yang memerlukan penanganan segera.
Diagnosis prenatal dapat dilakukan melalui metode invasif dan noninvasif.
Baca Juga: Diagnostik Prenatal, Haruskah?
Salah satu gangguan yang menyebabkan harusnya dilakukan teknik prenatal berupa penebalan pada tengkuk janin yang terlihat saat pemeriksaan USG.
Hal itu menandakan kelainan kromosom atau kelainan bawaan lain terutama penyakit jantung bawaan.
Cairan ketuban yang volumenya kurang pun dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada fungsi plasenta atau ginjal janin.
Berdasarkan kecurigaan terhadap kondisi janin, dokter lantas melakukan pemeriksaan lebih detail dan mendalam pada keadaan janin.
Inilah yang disebut diagnostik prenatal.
Salah satu manfaat diagnostik prenatal adalah mendeteksi sejak dini kelainan pada janin sehingga dapat dilakukan upaya-upaya (terapi prenatal) untuk penanganannya.
Tak menutup kemungkinan, dilakukannya terapi pengobatan pada beberapa jenis penyakit yang ditemukan.
Baca Juga: Diagnostik Prenatal NonInvasif
Misalnya, transfusi darah bagi janin yang mengalami anemia.
Lebih jauh, dengan mengetahui kondisi kesehatan janin, Moms dan Dads dapat melakukan berbagai persiapan mental juga finansial.
Pihak rumah sakit pun dapat memberikan persiapan medis yang lebih optimal pada pasiennya.
Sebaliknya, bila diagnostik prenatal tidak dilakukan atau mungkin terlambat maka kemungkinan kematian janin dalam kandungan maupun setelah lahir tak dapat dihindari.
Waktu untuk melakukan diagnostik prenatal sesuai keperluan.
Pada usia kehamilan 11-13 minggu, pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan kromosom, sindroma down, dan anensefalus atau janin tak memiliki kepala.
Di usia kehamilan ini juga dapat dilakukan pemeriksaan jaringan plasenta (chorionic villus sampling).
Setelah kehamilan berusia 15 minggu dapat dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniocentesis).
Baca Juga: Diagnostik Prenatal Invasif
Sedangkan pada kehamilan 20-24 minggu, melalui pemeriksaan USG dapat diketahui penyakit bawaan lain seperti penyakit jantung bawaan.
Setelah diagnostik prenatal dilakukan, kesiapan mental Moms dalam menyambut kehadiran Si Kecil tentu diperlukan.
Baca Juga: Prosedur Diagnostik Prenatal
Saat janin telah terdeteksi mengidap suatu kelainan, orang awam sering mengira bahwa cacat bawaan akan membuat janin tampak seperti monster.
Inilah yang sering menimbulkan reaksi penolakan pada Moms dan Dads.
Padahal sebagian besar cacat bawaan ditemukan pada organ-organ dalam tubuh yang tidak akan mengganggu penampilan wajah janin.
Melalui USG, Moms dapat diyakinkan bahwa wajah bayinya tetap normal dan informasi ini dapat membentuk jalinan kedekatan yang lebih kuat.
Persiapan mental juga diperlukan untuk menghadapi kemungkinan kegawat daruratan saat bayi lahir.
Dari segi finansial, informasi itu dibutuhkan agar Moms segera memulai persiapan dana.
Baca Juga: Kehamilan yang Sudah Beberapa Kali Rentan Mengalami Janin Sungsang
Dengan adanya persiapan-persiapan ini, setidaknya syok Moms dapat sedikit terendam.
Penanganan janin selanjutnya bergantung pada kasus masing-masing.
Tindakan operasi hanya dijalankan bila ada indikasi kuat dan tidak mengganggu kehamilan juga tidak membahayakan janin dan Moms.
Di atas semua itu, diperlukan kekuatan dan keikhlasan Moms untuk tetap menjalani kehamilannya.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR