Tahapan-Tahapan Nifas

By Saeful Imam, Kamis, 9 Februari 2017 | 22:00 WIB
Perawatan masa nifas diperlukan untuk mencegah infeksi. (Heni Wiradimaja)

Beberapa jam setelah persalinan, ibu hamil akan mengalami masa nifas yang umumnya terjadi selama 6 minggu atau 40 hari. Nifas adalah masa pembersihan rahim, dimana jaringan sisa-sisa plasenta dan dinding rahim keluar dari tubuh. Secara umum keluarnya darah nifas dapat terjadi dalam 4 tahap, yakni:

1. Lokia lubra (merah).

Seminggu pertama masa nifas darah yang keluar biasanya berupa darah segar berwarna        merah bersamaan dengan  jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Lokia lubra mengandung banyak kuman.

2. Lokia sanguelenta.

1-2 minggu berikutnya darah yang keluar berwarna merah dan berlendir yang disebut lokia sanguelenta.

3. Lokia serosa.

Dua minggu berikutnya, cairan yang keluar berwarna kekuningan. Kandungannya sekarang berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya.

4. Lokia alba.

Selanjutnya cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening. Ini normal dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan.

Keempat tahapan tersebut memakan waktu berkisar 6 minggu. Kecuali bila terjadi infeksi.

Selama masa nifas sangat penting menjaga kebersihan. Tanpa kebersihan yang memadai infeksi mudah terjadi. Itu pula yang menjadi alasan dilarangnya hubungan seksual selama masa nifas, yaitu dikhawatirkan sisa-sisa kehamilan yang seharusnya keluar dari rahim kembali terbawa ke dalam dan akhirnya menimbulkan infeksi. Beberapa kuman yang bisa menyebabkan infeksi selama masa nifas, yaitu:

*  Streptococcus haemoliticus aerobik.

*  Staphylococcus aureus.

*  Escherichia coli.

*  Clostridium welchii.

Infeksi sering terjadi jika proses persalinan berlangsung lama, ketuban pecah terlalu lama, tertinggalnya selaput ketuban dan terjadinya bekuan darah dalam rongga rahim. Gejalanya antara lain demam tinggi, dehidrasi, dan darah nifas berbau busuk. Selain itu rahim bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi sehingga perdarahan jadi tak terbendung. Meski infeksi ini sendiri jarang berakibat fatal, bila terjadi komplikasi bisa menyebabkan kematian.

Bila terjadi gejala seperti tersebut di atas, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan memberikan penanganan yang tepat. Bila memang terjadi infeksi, akan diberikan obat-obatan yang dianggap perlu. Secara umum infeksi bisa terjadi pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir seperti:

*  Vulvitis: luka bekas episiotomi atau robekan perineum yang terkena infeksi.

*  Vaginitis: luka karena tindakan persalinan.

*  Servisitis: infeksi pada bagian serviks.

*  Endometriosis: infeksi pada plasenta yang terjadi dalam waktu singkat dan dapat menyebar ke seluruh endometrium.