Mengenal Pencegahan dan Penanganan Eklamsia

By Ipoel , Selasa, 4 Desember 2012 | 23:00 WIB
Eklamsia (Ipoel )

Nakita.id - Preeklamsia yang tidak teratasi bisa menyebabkan eklamsia.

Kondisi ini lebih berat karena bisa menyebabkan ibu koma bahkan meninggal.

Dari data yang diperoleh kematian ibu akibat eklamsia angkanya 9,8%-25,5%  sedang kematian janin 42,2%-48,9%.       

Eklamsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar.

Bisa jadi kata ini yang dipilih karena eklamsia terjadi secara tiba-tiba seperti halilintar yang datang.

Dengan kemajuan dunia kedokteran kini diketahui bahwa eklamsia tidak terjadi tiba-tiba melainkan ditandai semua gejala preeklamsia disertai serangan kejang yang kemudian bisa menjadi koma.

Ada empat tahapan terjadinya eklamsia, yakni:

1. Mata terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar.

2. Muncul kejang selama kurang lebih 30 detik, seluruh otot menjadi kaku, pernapasan terhenti, lidah dapat tergigit.

Baca Juga: Tips Mengatasi Masuk Angin yang Paling Aman Saat Hamil, Tanpa Perlu Kerokan dan Minum Obat Ibu Hamil Bisa Langsung Sembuh

3. Kejang lagi yang berlangsung 1-2 menit, otot berkontraksi dalam tempo cepat, penderita sampai tidak sadar.

4. Berakhir dengan koma.

Pencegahan dan Penanganan Eklamsia

Bila tanda-tanda preeklamsia sudah diketahui, tindakan dapat segera dilakukan untuk mencegah eklamsia.

Ibu hamil harus waspada dengan tanda-tanda preeklamsia seperti tersebut di atas.

Namun bila sudah terjadi eklamsia, pasien harus dirawat di rumah sakit. 

Dokter akan memberikan obat serta penanganan yang tepat.

Pasien dirawat dalam kamar isolasi yang tenang. Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dicatat tiap 30 menit.

Bila kejang dan kondisi lainnya sudah teratasi, akan segera dilakukan persalinan dengan cara yang aman.