4 Hal yang Sering Ditanyakan Ibu Setelah Melahirkan

By Ipoel , Jumat, 8 September 2017 | 21:30 WIB
Kapan Harus Pergi Ke Dokter Saat Susah Hamil? (Gisela Niken)

Nakita.id - Setelah melahirkan, ada banyak pertanyaan yang diajukan ibu. Berikut empat pertanyaan favorit di antaranya: 

1. Berapa lama setelah melahirkan, ibu perlu melakukan pemeriksaan rutin kandungan?    

Meski tak ada masalah dengan kandungannya, paling tidak setahun sekali ibu perlu melakukan pemeriksaan kandungan; mulai pemeriksaan kandungan rutin, pap'smear untuk deteksi dini kanker serviks, USG, dan sebagainya.

Karena kita tak akan tahu ada tidaknya perubahan yang terjadi pada organ kandungan tersebut.

Setidaknya berbagai pemeriksaan tersebut bisa mendeteksi dini suatu masalah.

2. Mengapa setelah bersalin ibu disarankan untuk banyak istirahat?  

Ketika terjadi persalinan normal ibu akan mengalami perdarahan atau kehilangan darah sekitar 200-250 ml atau setara dengan satu kantong darah transfusi.

Sedangkan pada persalinan sesar, perdarahan yang terjadi sekitar 500-750 ml atau setara dengan dua kantong darah transfusi.

Karena itulah, setelah bersalin, ibu membutuhkan waktu untuk pemulihan energinya sekitar 2-3 hari.

Selain dengan banyak berbaring, kondisi dapat cepat pulih dengan memperhatikan asupan makanan yang baik.

Namun beristirahat bukan berarti harus dengan berbaring terus. Ibu tetap  perlu melakukan gerakan ringan atau mobilisasi seperti  berjalan.

Dengan tidak melakukan mobilisasi maka akan terjadi kekakuan otot dan sendi.

Apalagi ketika bersalin normal, janin yang keluar melewati panggul akan menyebabkan peregangan pada otot-otot panggul.

Bahkan beberapa jaringan ikat otot tulang rawan di daerah panggul rawan sobek.

Hal ini menyebabkan rasa pegal-pegal dan linu. Maka itu, bila sehabis melahirkan normal, produksi ASI.

Jadi, bagi ibu yang berniat memberikan ASI eksklusif 6 bulan, boleh menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI, seperti KB suntik, spiral atau pil tertentu yang tidak mengganggu produksi ASI. 

3. Bagaimana menghadapi kekhawatiran untuk mulai buang air kecil atau buang air besar (terutama setelah melahirkan normal)? 

Tak ada alasan untuk takut dan khawatir untuk pipis dan buang air besar setelah melahirkan.

Berlatihlah secara perlahan. Pada ibu yang bersalin normal, setelah proses persalinan usai, ibu bisa langsung latihan buang air kecil sendiri tanpa masalah. 

Namun pada persalinan normal yang lama dan bayi yang dilahirkan cenderung besar (> 3.500 g), sering dijumpai ibu-ibu yang mengalami sulit buang air kecil, meskipun sudah berusaha mengejan dengan kuat.

Hal ini biasanya terjadi akibat penekanan kepala bayi di dasar panggul yang terlalu lama saat proses persalinan, sehingga mengganggu proses pengosongan kandung kemih.

Biasanya dalam kasus seperti ini, ibu dianjurkan untuk latihan berkemih dan dibantu dengan pemasangan selang kencing sementara agar kencing bisa keluar lancar.

Sementara bagi ibu yang bersalin sesar karena di hari pertamanya masih menggunakan selang kencing, umumnya tidak akan bermasalah.

Setelah selang kencing dicopot dalam waktu 1x24 jam, kencing akan keluar secara normal.

Untuk buang air besar juga tidak menimbulkan kekhawatiran karena sebelum tindakan operasi biasanya para ibu dipuasakan, normalnya buang air besar baru dimulai setelah 1-2 hari setelah proses operasi.

5. Kapankah boleh kembali berhubungan intim setelah bersalin?

Sebenarnya tergantung keinginan masing-masing pasangan.

Namun bila dilihat dari segi medis, dianjurkan setelah masa nifas 40 hari, berkaitan dengan berhentinya darah yang keluar melalui vagina.