Solusi Si Prasekolah Yang Masih Ngompol

By Ipoel , Rabu, 3 Juli 2013 | 03:00 WIB
Solusi Si Prasekolah Yang Masih Ngompol (Ipoel )

Si prasekolah masih ngompol? Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengetahui sumber masalahnya. Yuk, simak penjelasan lengkapnya

- Cemburu pada adik bayi.

Bila anak mengompol karena merasa kurang diperhatikan oleh orangtua yang lebih sering memerhatikan adik kecil, coba lakukan introspeksi. Jangan-jangan memang si kakak jadi kurang terperhatikan lantaran ibu dan ayah sibuk mengurusi anak yang dianggap lebih memerlukan bantuan. Berbagi peran merupakan solusi terbaik. Jika ibu tengah sibuk menyusui si adik, misal, giliran ayah yang mengajak main si prasekolah. Namun sesibuk apa pun, ibu tetap harus meluang waktu bagi si kakak, misal, tetap memandikan ia atau menemaninya saat nonton teve dan sebagainya. 

Alternatif lain, ajak  si prasekolah terlibat dalam kegiatan mengasuh si adik, seperti memintanya ikut menyabuni si adik atau sekadar mengambilkan popoknya. Dengan begitu diharapkan kehadiran adik bayi tidak menjadi ancaman baginya.

- Tak merasa nyaman di sekolah.

Ada anak yang mengompol ketika tiba di sekolah, atau di sela-sela belajar di kelas. Ini berarti anak diliputi ketegangan. Keinginan berkemih ditahannya karena takut minta izin untuk buang air kecil kepada guru. Lantaran sudah tak tahan, akhirnya ia mengompol.  

Perlu dibicarakan dengan guru untuk bekerja sama menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Libatkan ia dalam kegiatan kelas, misalnya menyanyi dan memujinya ketika berhasil melakukan sesuatu keterampilan.

- Pindah rumah

Berada di lingkungan baru yang asing membuatnya cemas. Untuk mengakrabkan diri anak dengan rumah baru, ajak ia menata kamar barunya. Diharapkan dengan begitu ia  lambat laun akan merasa betah karena ia sendiri yang mengkreasikan kamarnya.

- Sikap orangtua

Pola asuh yang terlalu mengekang, banyak melarang, dan sering memarahi umumnya akan membuat anak tak merasa nyaman. Salah satu dampak lanjutannya ia jadi mengompol lagi seperti di usia batita. Untuk masalah yang satu ini, orangtua harus introspeksi diri dan bersedia mengganti pola asuh yang diterapkan selama ini dengan pola asuh yang lebih positif:

* Hindari diaper. Jangan memakaikannya diaper. Justru itu akan menambah masalah baru. Anak tak berlatih menyelesaikan masalah yang dihadapi.