Si prasekolah masih ngompol? Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengetahui sumber masalahnya. Yuk, simak penjelasan lengkapnya
- Cemburu pada adik bayi.
Bila anak mengompol karena merasa kurang diperhatikan oleh orangtua yang lebih sering memerhatikan adik kecil, coba lakukan introspeksi. Jangan-jangan memang si kakak jadi kurang terperhatikan lantaran ibu dan ayah sibuk mengurusi anak yang dianggap lebih memerlukan bantuan. Berbagi peran merupakan solusi terbaik. Jika ibu tengah sibuk menyusui si adik, misal, giliran ayah yang mengajak main si prasekolah. Namun sesibuk apa pun, ibu tetap harus meluang waktu bagi si kakak, misal, tetap memandikan ia atau menemaninya saat nonton teve dan sebagainya.
Alternatif lain, ajak si prasekolah terlibat dalam kegiatan mengasuh si adik, seperti memintanya ikut menyabuni si adik atau sekadar mengambilkan popoknya. Dengan begitu diharapkan kehadiran adik bayi tidak menjadi ancaman baginya.
- Tak merasa nyaman di sekolah.
Ada anak yang mengompol ketika tiba di sekolah, atau di sela-sela belajar di kelas. Ini berarti anak diliputi ketegangan. Keinginan berkemih ditahannya karena takut minta izin untuk buang air kecil kepada guru. Lantaran sudah tak tahan, akhirnya ia mengompol.
Perlu dibicarakan dengan guru untuk bekerja sama menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Libatkan ia dalam kegiatan kelas, misalnya menyanyi dan memujinya ketika berhasil melakukan sesuatu keterampilan.
- Pindah rumah
Berada di lingkungan baru yang asing membuatnya cemas. Untuk mengakrabkan diri anak dengan rumah baru, ajak ia menata kamar barunya. Diharapkan dengan begitu ia lambat laun akan merasa betah karena ia sendiri yang mengkreasikan kamarnya.
- Sikap orangtua
Pola asuh yang terlalu mengekang, banyak melarang, dan sering memarahi umumnya akan membuat anak tak merasa nyaman. Salah satu dampak lanjutannya ia jadi mengompol lagi seperti di usia batita. Untuk masalah yang satu ini, orangtua harus introspeksi diri dan bersedia mengganti pola asuh yang diterapkan selama ini dengan pola asuh yang lebih positif:
* Hindari diaper. Jangan memakaikannya diaper. Justru itu akan menambah masalah baru. Anak tak berlatih menyelesaikan masalah yang dihadapi.
* Biasakan pipis sebelum tidur. Hindari minum berlebih kala hendak tidur. Di jam-jam mengompolnya, bangunkan anak dan ajak ke toilet untuk berkemih.
Buat Time Table
Setelah diketahui akar masalahnya dan ditangani, selanjutnya terapkan terapi perilaku untuk mengatasi 'gangguan" mengompol. Caranya dengan membuat time table. Ketahui dan catat jam berapa si prasekolah biasanya mengompol. Sebagai langkah awal, catat untuk tiga hari pertama. Tuliskan pada kertas: hari Senin, Selasa dan Rabu. Pantau frekuensi mengompolnya. Misal, tidur pukul 20.00, mengompol pukul 23.00. Tiga jam kemudian mengompol lagi. Jadi perkiraan siklus adalah setiap tiga jam sekali. Di hari kedua kembali pantau apakah siklusnya memang sama. Umumnya siklus akan sama, yakni sekitar 2-3 jam.
Kalau sudah diketahui siklusnya (dalam hal ini 3 jam sekali), pasang alarm di jam kedua setelah ia tidur, maksudnya sebelum anak keburu ngompol. Ketika alarm berbunyi, bangunkan si prasekolah dan ajak untuk pipis ke toilet. Tak mengapa kalau saat itu anak tak ingin kencing. Selanjutnya, biarkan anak kembali tidur dan jangan lupa pasang kembali alarm untuk 2 jam berikutnya. Begitu seterusnya, bangunkan si anak begitu alarm berbunyi dan ajak ia untuk pipis di toilet. Metode seperti ini yang dilakukan secara rutin selama 2 minggu, umumnya akan dapat mengatasi masalah mengompol yang terjadi.
Bila si prasekolah berhasil tidak mengompol, beri ia respons positif dengan memberinya reward berupa stiker. Bila keesokan harinya ia kembali tidak mengompol beri ia stiker lagi. Kalau sudah terkumpul sepuluh stiker, beri ia hadiah kecil, misalnya pensil warna. Jangan lupa katakan, "Wah Ibu bangga, Kakak sekarang tidak mengompol lagi." Sebaliknya bila si kakak mengompol, ia tidak mendapat stiker di hari itu.
Terapi Hipnosis
Terapi perilaku dengan time table bisa dibarengi dengan parenting hypnosys. Terapi ini memanfaatkan gelombang delta yang dipancarkan otak ketika seseorang tidur. Gelombang delta memungkinkan seseorang menerima masukan nilai-nilai untuk disimpan di alam bawah sadar.
Praktiknya begini. Setelah 30-40 menit anak tertidur, bisikkan kata-kata positif seperti, “Ayah dan Bunda sayang sama Kakak. Ayah dan Bunda percaya Kakak bisa jadi anak baik dan pintar. Mulai sekarang dan seterusnya, kalau ingin pipis, Kakak akan segera bangun dan ke toilet untuk pipis."
Lakukan dengan intonasi datar, ritmis, tenang, pelan, tidak mengagetkan, dan teratur sehingga mudah diserap. Kalimat tersebut diucapkan berulang setidaknya 3 kali.
Hindari kata-kata "negatif", seperti “jangan mengompol" karena yang terekam justru kata "mengompol". Bila secara konsisten dilakukan selama 2 minggu, terapi ini biasanya akan menampakkan hasilnya. Terapi hipnosis ada baiknya dilakukan dengan diiringi alunan musik yang menenangkan jiwa seperti musik percikan air, desauan angin, atau suara musik instrumentral yang berirama tenang. Dengan begitu, suasana tidurnya jadi lebih nyaman. Redupkan lampu dan usap-usap kepalanya sambil menyampaikan harapan positif.
KOMENTAR