3 Dampak Buruk Kebanyakan Makan Pada Anak dan Cara Mengatasinya

By Ipoel , Senin, 18 Maret 2013 | 03:00 WIB
Komplikasi penyakit merupakan salah satu dampak buruk kebanyakan makan pada anak. (Pixabay)

Kalau makan, makan, dan makan terus ini dibiarkan saja, lama-lama kadar trigliserin dalam darah bakal naik terus.

Soalnya, kalori berlebih yang didapat dari gula dan lemak, di dalam hati akan disimpan dalam bentuk sel lemak/trigliserida mengingat bentuk inilah yang paling kompak/ringkas karena hanya berupa ikatan karbon-karbon dengan oksigen yang lebih sedikit.

Kalau sudah begini, si anak makin berpeluang terkena gangguan metabolisme.

Komplikasi penyakit yang dideritanya pun semakin beraneka ragam, bisa saja jantung, ginjal, dan sederet penyakit lainnya.

Cara mengatasi

Untuk meluruskan pola makan yang salah ini, tak ada cara lain kecuali dengan membatasi porsi makan si anak sekaligus menanamkan keteraturan jadwal makan dan tidak membiarkan anak bersikap seenaknya terhadap makan.

Tentu saja, perubahan perlu dilakukan secara bertahap.

Jika sebelumnya anak minta makan tiap setengah jam sekali, secara bertahap tingkatkan menjadi 1 jam, lalu 1,5 jam, hingga akhirnya bisa mencapai 2 atau 3 jam sekali mengingat sepanjang rentang waktu itulah lambung membutuhkan waktu untuk mengolah makanan.

Begitu pun dengan porsi makannya. Awalnya, untuk makan besar/utama (pagi, siang, sore/malam), porsinya boleh tetap banyak asalkan anak lebih dulu harus menghabiskan porsi sayur dan buah yang disediakan.

Sayur dan buah-buahan akan meningkatkan gula darah namun tidak terlalu drastis.

Dengan demikian anak akan cepat kenyang sebelum ia menghabiskan makanan yang berasal dari gula/karbohidrat dan lemak.

Untuk itu, orangtua harus kreatif dan berpikir panjang bagaimana mengolah sayur agar cita rasa sayuran jadi enak hingga disukai anak.