3 Dampak Buruk Kebanyakan Makan Pada Anak dan Cara Mengatasinya

By Ipoel , Senin, 18 Maret 2013 | 03:00 WIB
Komplikasi penyakit merupakan salah satu dampak buruk kebanyakan makan pada anak. (Pixabay)

Di luar jam makan besar/utama, secara bertahap kurangi porsinya.

Selain itu, minta anak belajar mengunyah makanannya dengan baik alias jangan terlalu cepat ditelan.

Mengunyah terlalu cepat hanya akan membuat sensor kenyang di otak tak mampu berkerja semestinya.

Makan terburu-buru memungkinkan anak makan 2 piring tanpa merasa kenyang, sementara separuh dari porsi yang sama mampu membuat anak merasa cukup kenyang bila disantap dengan tertib.

Jika anak merengek-rengek minta makan sebelum jam makan tiba, orangtua hendaknya tidak gampang menyerah.

Pintar-pintarlah mengalihkan perhatian anak ke hal-hal yang tak kalah menarik, seperti menggambar, bermain pasel atau susun balok, dan lainnya. Dengan begitu pikiran anak tidak terfokus hanya pada makanan.

Selain itu, orangtua juga harus tegas/disi­plin dengan tidak menyediakan stok makanan secara berlebihan di rumah, terutama makanan tinggi kalori, seperti camilan gurih, kue tar, dan sebagainya.

Kalaupun ingin menyediakan stok, secukupnya saja.

Orangtua juga jangan menggampangkan masalah makan hanya dengan mengedepankan pentingnya anak gampang makan tanpa memerhatikan kualitas makan anak.

Contoh, membiasakan anak makan sambil nonton teve hanya akan membuat anak tidak mengenali rasa lapar dan kenyangnya.

Anak pun jadi tak menghargai makanan yang disajikan orangtuanya karena ia belajar bahwa makanan yang diiklankan di tevelah yang menarik dan enak untuk dimakan.

Tak kalah penting, seluruh anggota keluarga harus menunjukkan dukungan sekaligus empati bagi si bocah gembul ini agar tidak terjadi dampak buruk akibat kebanyakan makan.