WHO Tetapkan Kecanduan Game Sebagai Gangguan Mental, ini Kriterianya!

By Fadhila Auliya Widiaputri, Selasa, 26 Juni 2018 | 09:25 WIB
Tanda-tanda anak kecanduan video games (vitapix/iStockphoto)

Nakita.id - Tak dapat dipungkiri bila anak-anak generasi alfa yang lahir dan tumbuh di era teknologi tak bisa lepas dari gadget dan video games.

Meski begitu, Moms sebaiknya segera berhati-hati.

Sebab Organisasi Kesehatan dunia menetapkan bahwa kecanduan games ialah sebagai salah satu gangguan mental.

Hal ini disampaikan pada Internasional Statistical Classfication of Diseases (ICD) pada Senin (18/6) lalu.

BACA JUGA: Tiket Gratis Masuk Ancol Tanggal 25 Juni Terbatas, Catat Jam dan Ketentuannya!

WHO memasukan kecanduan games ke dalam daftar 'disordes due to addictive behavior' atau penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.

Untuk itu, Vladimir Poznyak anggota Departemen Kesehatan Jiwa dan Penyalahgunaan Obat WHO menyampaikan bahwa para profesional dan sistem perawatan kesehatan harus lebih sadar akan kondisi ini.

Tidak hanya itu pemahaman kondisi dan peningkatan dukungan sosial dari keluarga pun sangat dibutuhkan.

Sebab sebuah studi dari Universitas Oxford menyatakan, hanya 2 -3% saja orang yang bermain video games yang secara teratur melaporkan gejala kecanduan.

Nah agar tidak terlambat, berikut beberapa tanda anak telah kecanduan video games.

BACA JUGA: Ini Dia Deretan Pakaian Kate Middleton Yang Di Bawah 1 Juta Rupiah, Tetap Cantik dan Menawan!

Pertama, seseorang tidak bisa mengendalikan kebiasaan bermain game.

Paul Hokemeyer, Ph.D., seorang terapis keluarga dan kecanduan menjelaskan yang dimaksud di sini ialah ketidakmampuan anak untuk mengatur aktivitas permainan mereka.

Meskipun mereka memiliki konsekuensi negatif.

Kedua, seseorang mulai memprioritaskan game di atas kegiatan lain.

Dalam hal ini Hokemeyer menjelaskan bahwa anak lebih memilih game dari pada bermain dengan teman-temannya, mengambil makanan, mandi, dan tidur.

Dimana pada dasarnya, bermain game mengalahkan semua kegiatan sehari-hari lainnya yang bahkan menyenangkan.

Ketiga, seseorang terus bermain game meski ada konsekuensi negatif yang jelas terlihat.

Misalnya seperti kurangnya kinerja disekolah, kebersihan yang buruk, gizi atau tidur yang tidak terpenuhi, dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Si Kecil Rewel dan Susah Menyusu? Bisa Jadi Gejala Tongue Tie

WHO mengatakan, ketiga hal ini terjadi atau terlihat selama satu tahun sebelum diagnosis dibuat.

Selain itu, WHO mengatakan bahwa permainan di sini mencakup berbagai jenis permainan yang dimainkan seorang diri atau bersama orang lain, baik itu online maupun offline.

Meski begitu bukan berarti semua jenis permainan bersifat adiktif dan dapat menyebabkan gangguan.

"Bermain game disebut sebagai gangguan mental hanya apabila permainan itu menganggu atau merusak kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pekerjaan, dan pendidikan," menurut WHO.

BACA JUGA: Awas! Minuman ini Sebabkan Resiko Asma Pada Anak Sejak dalam Kandungan