Mengenal Alat Makan Plastik, Stirofoam, Kaleng, Melamin

By Ipoel , Rabu, 11 Juli 2012 | 13:00 WIB
Pilih-Pilih Alat Makan (Ipoel )

Risiko lain, terjadinya kontak dengan bahan pangan yang kemudian menimbulkan suatu perubahan fisik, seperti bahan pangan yang bersifat asam dan terkontak lama dengan produk kaleng sehingga terjadi korosif atau karat.

Untuk menghindari kontak langsung bahan pangan dengan kemasan, umumnya pihak produsen akan melapisi kemasan kaleng ini dengan bahan pelapis semacam plastik sehingga kedap air.

Jika seperti ini, yang dikhawatirkan terjadinya pelepasan komponen bahan kimia dari plastiknya.

Tentu risikonya akan lebih kecil jika menggunakan pelapis plastik yang tidak mengandung bahan tambahan lain yang dizinkan oleh lembaga Pemerintah BPOM maupun Departemen perdagangan (Peraturan BPOM tentang Bahan Kemasan Pangan, 2007).

Sebaiknya gunakan wadah kemasan pangan yang terdaftar (merek) sesuai peraturan Pemerintah (BPOM) agar keamanan pangan dan kesehatan terlindungi.

4. Produk Melamin

Produk melamin yang umumnya berpenampilan menarik dengan aneka gambar dan warna, paling banyak digunakan untuk peralatan makan dan minum balita. Jika terbuat dari komponen melamin murni, produk ini sebenarnya relatif aman.

Kandungannya yang lebih masif membuat produk melamin lebih tahan panas, tahan asam maupun tahan basa/alkalis sehingga proses pelepasan yang terjadi relatif kecil.

Kekhawatiran muncul jika produk ini dipalsukan dan ditambah dengan campuran bahan lain yang bukan melamin murni.

Tapi itu merupakan senyawa urea formaldehid (biasa digunakan untuk alat-alat listrik, seperti alat kontak listrik di rumah), di samping kandungan bahan tambahan seperti timbel (terutama  dalam warna pada melamin) yang diketahui dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Biasanya produk tak terdaftar ini jauh lebih murah harganya di pasaran.

Nah, komponen yang membahayakan inilah yang ada risiko terlepas dan kontak dengan makanan sehingga kemudian dikonsumsi anak.

Formaldehid diketahui dapat mengganggu sistem pencernaan, fungsi hati, bahkan dapat menyebabkan kanker.

Sementara timbel dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak (IQ) atau fungsi organ ginjalnya.