Minim Gejala, Cegah dan Deteksi Dini Skoliosis dengan Cara Ini

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Selasa, 17 Juli 2018 | 20:04 WIB
Begini deteksi dini dan upaya pencegahan skoliosis. (iStockphoto)

 

Nakita.id - Kebanyakan orang berpikir, bahwa kelainan tulang belakang hanya bisa diderita oleh orang dewasa, seperti skoliosis.

Skoliosis ialah kelainan tulang belakang yang membuat tulang melengkung secara tidak normal.

Ada beberapa jenis skoliosis jika dilihat dari segi usia.

Pertama yaitu infantile atau skoliosis yang terjadi sejak bayi hingga usia 3 tahun, belum ada riset pasti mengenai apa penyebab hal ini.

Namun, biasanya skoliosis yang terjadi pada bayi merupakan jenis skoliosis kongentinal yaitu kelainan bawaan sejak lahir.

Biasanya, bayi akan mengalami kondisi butterfly vertebra, yaitu kondisi abnormal pada leher dan ruas tulang belakang.

Normalnya berbentuk kotak jika mengalami skoliosis maka berbentuk segitiga.

Kedua yaitu juvenile scoliosis yang terjadi di usia 4-9 tahun, adolescent yaitu skoliosis di usia remaja (10-19 tahun) dan adult scoliosis, yaitu skoliosis yang terjadi menjelang seseorang berusia dewasa.

BACA JUGA: Sedang Sakit Gigi, Perlakuan Kecil Ashanty Ini Bikin Aurel Makin Sayang

Sementara, skoliosis yang terjadi di usia tua yaitu De Novo scoliosis yang umumnya disebabkan faktor penuaan dimana kondisi tulang kian melemah.

Penting untuk digaris bawahi, kondisi kelainan tulang belakang ini umumnya tidak menunjukkan gejala apapun.

"Kalau yang mengalami anak kecil dan remaja biasanya belum merasakan apa-apa karena postur tubuh masih ideal dan fungsi organ juga masih optimal, tetapi kalau derajat lengkungan tulangnya sudah mencapai 40 derajat atau lebih biasanya seseorang akan merasa sesak dan nyeri di bagian punggung," terang Labana Simanihuruk B.Sc selaku Brace & Rehab Clinician dalam Seminar Media Scoliosis Care di Jakarta, Selasa (17/7).