6 Produk Ini Bisa Buat Berat Badan Melonjak, No 4 Tak Disangka!

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Minggu, 22 Juli 2018 | 11:02 WIB
Bukan makanan berlemak, produk berikut ini bisa sebabkan berat badan naik (pexels.com)

 

Nakita.id - Memiliki berat badan ideal memang menjadi impian banyak orang, namun mewujudkannya juga bukan perkara mudah.

Kebanyakan orang akan menjadikan makanan yang kaya lemak sebagai kambing hitam penyebab berat badan naik.

Padahal, peralatan yang sering kita gunakan sehari-hari nyatanya turut berpengaruh dalam menambah angka timbangan.

Penelitian baru yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Society of Endocrinology 2018 menunjukkan, ada ragam peralatan rumah tangga yang mengandung zat kimia tertentu penyebab naiknya berat badan.

"Obesogen adalah bahan kimia yang mengubah fisiologi tubuh yang dapat menambah berat badan," demikian penuturan Bruce Blumberg, PhD, profesor perkembangan dan biologi sel di Universitas California, Irvine, dan penulis The Obesogen Effect.

"Obesogen dapat bertindak langsung pada sel-sel lemak dengan memproduksi sel-sel lemak yang lebih banyak dan lebih besar, dengan mengubah pengaturan nafsu makan dan kenyang, serta mengubah titik set metabolisme."

Mungkin terdengat tak masuk akal, namun inilah deretan produk sehari-hari yang berkontribusi menaikkan berat badan:

BACA JUGA: Komentar Krisdayanti di Instagram Aurel Tuai Banyak Komentar, Kenapa?

Makanan kaleng

Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang digunakan dalam banyak produk, termasuk lapisan di bagian dalam beberapa produk kaleng.

"BPA telah terbukti menyebabkan perlemakan hati, serta peningkatan lemak perut dan intoleransi glukosa pada hewan," kata Blumberg.

Bisphenol merupakan zat kimia berbahaya yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh, bahkan memengaruhi tingkat kesuburan wanita.

Untuk itu, European Chemicals Agency (ECA) sebagai badan yang mengontrol bahan kimia di Eropa akan mengurangi penggunaan zat kimia Bisphenol pada 2020 mendatang.

Beberapa perusahaan juga mengklaim tak lagi menggunakan BPA melainkan bahan kimia lain.

Kendati demikian, bahan kimia pengganti yang digunakan ternyata memiliki efek yang sama dengan BPA.

BACA JUGA: Bukan Raja Arab, Begini Kehidupan Mewah Keluarga Sultan Brunei yang Super Kaya

"Studi awal menunjukkan bahan kimia pengganti, seperti BPF dan BPS, memiliki aktivitas yang sama dengan BPA," jelasnya.

Diskusi BPA sebagai obesogen telah menjadi kontroversi, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami efek paparan zat ini bagi tubuh.

Namun, dalam studi peninjauan baru-baru ini, para ilmuwan mencatat semakin banyak bukti yang ada untuk menghubungkan paparan BPA dengan peningkatan risiko obesitas pada seseorang.

Pengharum ruangan

Meski berbau menyegarkan, pengharum udara juga dapat mengandung DEP.

"Beberapa phthalates telah diklasifikasikan sebagai karsinogen dan telah terbukti menjadi obesogenic dalam penelitian pada hewan dan terkait dengan obesitas pada manusia," kata Blumberg.

Peralatan masak anti-lengket

Zat Perfluoroalkyl (PFAs) adalah hal lain yang harus diwaspadai.

Zat ini umum ditemukan dalam peralatan masak anti lengket tertentu.

"Bahan kimia ini telah dikaitkan dengan berbagai macam efek kesehatan yang merugikan termasuk obesitas," kata Blumberg.

Parfum

Obesogen yang umum ditemukan adalah dietil ftalat (DEP), yang sering digunakan dalam parfum.

Meskipun Administrasi Makanan & Obat AS (FDA) mencatat DEP aman digunakan dalam produk kosmetik.

Sebuah penelitian di Pediatric Research menunjukkan, paparan DEP dalam kandungan tertentu memiliki risiko obesitas yang tinggi jika digunakan dalam jangka waktu panjang.

Lotion badan

 “Parabens adalah kelas obesogen yang diketahui dapat mengganggu hormon dengan meniru estrogen,” kata Blumberg.

BACA JUGA: Cegah Depresi, Tingkatkan Hormon Serotonin dengan Metode Sederhana Ini

Zat ini digunakan sebagai pengawet dalam banyak produk perawatan pribadi dan kecantikan, termasuk parfum dan losion tubuh.

Kertas dari kasir pusat perbelanjaan

Bisphenol kerap digunakan sebagai lapisan pelindung dalam kaleng makanan atau minuman.

Namun, zat ini ternyata juga digunakan untuk struk belanja dan tiket transportasi umum.

Semakin sering kita memegang maka akan semakin banyak paparan zat kimia yang masuk dalam tubuh, apalagi bila kita menggosok-gosok atau meremasnya.

Kertas penerimaan kasir biasanya dicetak di atas kertas termal, yang secara khusus mampu mengubah warna setelah terpapar panas.

Tulisan pada kertas ini yang diduga kuat mengandung BPA.