Penyebab dan Penanganan Tifus Pada Bayi

By Ipoel , Kamis, 24 Januari 2013 | 22:00 WIB
Tifus Pada Bayi (Ipoel )

Pembawa kuman tifus ini umumnya pernah sakit tifus tetapi tidak menjalani pengobatan dengan tuntas.

Meski gejala tifusnya sudah dapat diatasi, pengobatan tidak tuntas memungkinkan kuman tetap bertahan dalam tubuh dan menyebar ke orang lain.

Utamanya jika orang ini tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah cebok kemudian menggunakan tangannya mengolah makanan.

Makanan yang tercemar kuman tifus akan masuk ke dalam lambung, ke kelenjar limfoid usus kecil, kemudian masuk ke dalam peredaran darah.

Kuman pertama kali sampai di dalam peredaran darah dalam waktu singkat, yaitu 24--72 jam setelah kuman masuk dari mulut.

Ironisnya, meskipun belum menimbulkan gejala, kuman itu sudah bisa mencapai organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, bahkan ginjal.

Pada akhir masa inkubasi yaitu 5–9 hari, kuman kembali masuk ke aliran darah (untuk kedua kali) dan menimbulkan gejala demam tifoid.

Kenali Gejalanya

Berbeda dari orang dewasa, tifus pada bayi sulit terdeteksi.

Walhasil, penegakkan diagnosis tifus pun tidaklah mudah.

Umumnya bayi hanya menangis atau rewel bila mengalami ketidaknyamanan.

Begitu pun ketika sakit, ia hanya bisa menangis. Tak mudah menentukan gejala secara spesifik, apalagi kalau demamnya hanya 1--2 hari.