3. Dukungan yang kuat
Kemudian, setelah menjalankan terapi harus ada juga dukungan yang kuat dari lingkungannya.
Baik dari orangtua, keluarga, serta masyarakat sekitar.
"Bila anak itu diterapi sudah cukup bagus tapi dukungannya kurang bagus dari orangtua maupun masyarakat maka anaknya juga tidak bisa hidup layaknya anak pada umumnya," terang Wardi.
"Bahkan bila masyarakat tidak menerima maka inklusi tidak akan terjadi. Jadi sekarang ini inklusi terjadi karena kesadaran masyarakat untuk menerima anak-anak autis dan ABK sudah mulai terbuka," tambahnya.
BACA JUGA: Indomie Goreng Kerap Diisukan Mengandung Babi, Ini Kata Pihak Indofood
Wardi juga menjelaskan bahwa autis ini tidak bisa dikatakan sembuh karena memanglah bukan sebuah penyakit.
Namun, dengan adanya tingkat perkembangan melalui terapi, anak bisa mencapai suatu kemandirian tertentu.
"Autis ini kan bukan penyakit ya, jadi tidak bisa dikatakan sembuh. Tapi pada autis ini ada yang namanya perubahan. Dari yang tidak baik menjadi baik. Jadi, ada perubahan perilaku," jelasnya.
Wardi mengaku bahwa selama menjadi seorang pendidik dan terapis selama belasan tahun ia telah bisa melepas banyak anak didiknya.