Hepatitis E Anak Banyak Terjadi di Asia, Catat Gejala dan Penyebabnya

By Anisyah Kusumawati, Kamis, 26 Juli 2018 | 08:57 WIB
Gejala dan pencegahan Hepatitis E anak (Freepik)

 

Nakita.id - Moms mungkin cukup asing ya ketika mendengar jenis hepatitis E.

Benar, jenis hepatitis yang begitu lumrah di telinga masyarakat Indonesia ialah jenis hepatitis A dan hepatitis B.

Namun Moms juga sebaiknya harus waspada, karena jenis hepatitis E cukup banyak terjadi di Asia.

BACA JUGA : Catat, Berikut Gejala-gejala Hepatitis D Anak yang Bisa Membahayakan

Virus yang menyebabkan hepatitis ini menyebar melalui rute oral-fecal atau dari feses ke mulut.

Hal ini khususnya terjadi pada makanan dan air yang terkontaminasi.

Sekitar 20 juta orang di seluruh dunia dipengaruhi oleh virus hepatitis E.

Lebih dari 55.000 orang bisa meninggal karena penyakit tersebut setiap tahunnya.

Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai gejalanya.

Beberapa gejala yang sering terjadi antara lain :

- Demam ringan, diikuti oleh hilangnya nafsu makan dan sakit perut.

- Terkadang muncul ruam kulit dan nyeri sendi.

- Penyakit kuning.

- Organ hati mungkin menjadi lunak dan sedikit membesar.

Jika gejala-gejala ini berlangsung antara 1-6 minggu, kemungkinan besar seseorang tersebut terinfeksi virus ini.

Mendiagnosis hepatitis E tidak mudah, karena gejalanya mirip dengan virus hepatitis lainnya.

Tes dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM spesifik dalam darah pasien. 

Sama seperti hepatitis C dan D, hepatitis E tidak memiliki pengobatan khusus.

Penyakit ini biasanya sembuh sendiri, dan biasanya tidak perlu rawat inap.

Tetapi dalam mengobati kasus hepatitis E kronis, dokter biasanya memerlukan penggunaan obat anti virus seperti ribavirin.

Dalam beberapa kasus lain, dokter mungkin meresepkan interferon.

Namun ada cara pencegahannya, Moms.

Vaksin hepatitis E telah ditemukan tetapi saat ini hanya tersedia di Tiongkok.

Untuk mencegah infeksi, pastikan anak-anak hanya minum air bersih dan makanan yang higienis di rumah.

Hindari konsumsi makanan pinggir jalan, khususnya di daerah infeksi sering terjadi.

Selain itu sebaiknya hindari juga makanan yang tidak dikupas dan tidak dimasak.