Mudah Kok Untuk Membuat Anak Jadi Pantang Menyerah, Giatkan Saja Dia Berolahraga

By Nakita_ID, Selasa, 21 Agustus 2018 | 10:23 WIB
Berolahraga, salah satu kebiasaan yang bisa membuat anak menjadi sehat (iStock)

Nakita.id - Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang menimpanya.

Bahkan ia mampu melihat dari sudut pandang positif atas berbagai peristiwa yang dialami.

Dengan mengembangkan karakter ini, kelak anak akan berkembang menjadi pribadi yang tangguh.

Tangguh juga dapat diartikan sebagai pribadi yang mampu bersyukur ketika mendapatkan sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, maupun rezeki.

BACA JUGA: Selain Berprestasi, Ini 4 Atlet Indonesia yang Parasnya Curi Perhatian

Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkan, baik berupa kesedihan, kegagalan, bencana, dan lain-lain, maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar.

Selanjutnya, ia akan berusaha bangkit dari kejadian tersebut dan mengambil pelajaran.

Untuk memaksimalkan karakter pantang menyerah ini, orangtua dapat memberikan kesempatan pada anak untuk lebih menguasai keterampilanketerampilan yang mampu mengembangkan kemampuan dirinya.

BACA JUGA: Jangan Anggap Remeh, Ini 12 Penyebab Rasa Nyeri Di Perut Sebelah Kiri

Menang dan kalah

Olahraga apa pun terutama yang sifatnya pertandingan, anak akan menjalani suatu proses yang pada akhirnya menghasilkan suatu kondisi menang atau kalah (win or lose).

Peluang anak untuk menang atau kalah ini sekitar fifty-fifty.

Jadi perlu ditekankan bahwa tak selamanya orang akan menang atau kalah terus.

Orangtua bisa memberikan contoh-contoh yang nyata, seperti kelompok sepak bola yang menang beberapa kali dalam suatu kompetisi pertandingan bisa saja mengalami satu dua kali kekalahan.

Bila anak mengalami kekalahan, tentu ia akan merasakan kecewa, sedih, dan emosi negatif lainnya.

Biarkan anak dengan perasaannya tersebut sementara waktu.

BACA JUGA: Seringnya Karena Uang atau Mertua, Berantem dengan Pasangan Bisa Picu Penyakit Ini

Sikapi anak dengan bijak.

Selanjutnya bantu dengan bertanya apa yang menyebabkannya bisa kalah.

Kalau anak menang, berilah pujian atas hasil usahanya.

Pujian akan membuat anak termotivasi untuk mau mengulangi kembali usaha dan kerja kerasnya.

Biarkan anak merasakan senang dan kegembiraan atas kemenangannya.

Hal ini merupakan suatu pelepasan emosi positif anak.

Pastinya anak akan merasa senang pula untuk bercerita mengenai kemenangannya ini.

Orangtua bisa menggali perasaan senang yang dialaminya ini sembari menanamkan nilai-nilai yang orangtua harapkan dari diri Si Kecil.

BACA JUGA: Tak Hanya Olahraga Umum, Ini Tiga Olahraga Unik di Asian Games!

Misalnya tidak sombong atau takabur, bisa berempati dengan teman yang kalah, bisa menghargai usaha keras dirinya maupun orang lain, dan sebagainya.

Hal ini akan membentuk pula kepribadian dan karakter anak yang diharapkan.

Ingatkan pula bahwa dirinya telah menang dan pastinya akan ada orang lain yang berusaha untuk bisa mengalahkannya.

Maka itu diperlukan usaha berlatih dan kehati-hatian dari si anak.

Kerja sama dan Empati

Khususnya dalam olahraga yang sifatnya beregu atau team, kerja sama sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan, yaitu kemenangan.

Dalam aktivitas beregu ini tentu dibutuhkan sikap toleransi, kemampuan mengendalikan emosi, berempati, serta saling memercayai.

Sikap empati contohnya, ini penting dalam kelompok agar tidak saling menyalahkan, malah berusaha terus menumbuhkan sikap bersahabat sehingga jalinan kerja sama dalam kelompok tersebut dapat berlangsung harmonis dan membuat tim semakin solid.

BACA JUGA: Seorang Pengantin Berlari Tinggalkan Suaminya Demi Hal Mulia Ini

Selanjutnya, dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi maka kerja sama dapat lebih ditingkatkan.

Dalam sebuah kerja sama kelompok, ada kemungkinan salah satu anggota melakukan kesalahan dan menyebabkan kegagalan.

Hal ini biasanya akan memicu emosi anggota yang lain.

Nah, dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi, sikap saling menyalahkan bisa dihindari.

Anak akan mampu mengendalikan emosi, berbesar hati, dan melakukan evaluasi.