- Rasa dan aroma sayur itu sendiri yang kurang menyenangkan bagi anak.
- Sayuran agak sulit dikunyah karena kandungan seratnya.
- Minimnya kreativitas orangtua dalam mengolah sayuran menjadi sesuatu sajian yang menarik bagi anak.
Selama ini umumnya orangtua hanya mengolah sayuran menjadi masakan yang ditumis atau dimasak berkuah.
Lalu, bagaimana agar anak menyukai sayuran?
Sebisa mungkin pilih sayuran dengan warna-warna yang menarik.
Contoh, sayuran berwarna kuning, hijau, merah, dan ungu.
Warna-warna tersebut selain menarik juga mempunyai pigmen khusus yang sangat baik untuk kesehatan.
Cobalah mengolah sayuran tidak dengan cara biasa (seperti hanya ditumis atau direbus saja).
Variasikan sayur menjadi camilan atau makanan kecil, seperti keripik bayam, pastel isi sayuran atau makaroni skutel.
Pemberian sayuran sudah bisa diperkenalkan sejak anak mulai mengonsumsi makanan padat.
Caranya bisa dengan dijus kemudian disaring atau diblender lalu dicampur dalam makanan padatnya.
Untuk anak 6-12 bulan, sayuran sebaiknya diberikan tanpa batang dan berikan dengan cara diblender atau dicacah.
Memasuki usia balita, sayuran bisa dikonsumsi dalam bentuk lebih utuh.
Misal, sayuran dipotong dalam irisan kecil lalu dibuat sup atau dicampurkan dalam bubur atau nasinya.