Studi Harvard: Minyak Kelapa Sama dengan 'Racun Murni', Ini Penjelasannya!

By Amelia Puteri, Senin, 27 Agustus 2018 | 17:46 WIB
Manfaat minyak kelapa untuk perawatan kecantikan pada wajah (pixabay.com)

Nakita.id - Seorang profesor dari Harvard telah mengklaim bahwa minyak kelapa sama buruknya bagi kesehatan sebagai 'racun murni'.

Klaim itu dibuat oleh Dr. Karin Michels, profesor di Harvard TH Chan School of Public Health dan direktur Institut Pencegahan dan Epidemiologi Tumor di Universitas Freiburg.

Dr. Michels menyebutkan dalam pidatonya yang berjudul: "Minyak Kelapa dan Kesalahan Gizi lainnya."

Pada pidatonya di Universitas Freiburg ini, Dr. Michels menyatakan bahwa minyak kelapa adalah "salah satu makanan terburuk yang dapat Anda makan".

BACA JUGA: Ditanya Kenapa Jatuh Cinta dengan Anang, Ashanty: Karena Dia Antik!

Hal ini karena efek merusak asam lemak jenuh dalam minyak kelapa yang masuk ke tubuh.

Ini bertentangan dengan kepercayaan umum bahwa minyak kelapa baik untuk kesehatan, karena sebelumnya dipuji sebagai "makanan super/superfood".

Menurut Dr. Michels, mengonsumsi minyak kelapa jauh lebih merugikan daripada lemak babi.

Ini karena minyak kelapa sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh, seperti yang dilaporkan oleh Business Insider.

BACA JUGA: Tiga Bersaudara Ini Menusuk Ayahnya Hingga Meninggal, Ini Alasannya

NHS menyatakan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, karena peningkatan jumlah kolesterol jahat dalam darah.

Selain minyak kelapa, makanan lain yang tinggi lemak jenuh termasuk mentega, keju keras, ghee, sosis, dan pai daging.

Di sisi lain, makanan yang tinggi lemak tak jenuh termasuk ikan, kacang, biji-bijian, minyak sayur dan alpukat.

BACA JUGA: Ririn Ekawati Emosi Disebut Menjanda 2 Kali, Ini Kabar Mantan Suami Pertama yang Tak tersorot

Pidato Dr. Michels tentang dampak berbahaya mengonsumsi minyak kelapa telah mengejutkan banyak orang terbukti hampir 800.000 penayangan video tersebut di YouTube.

Meski Dr. Michels sangat percaya pada efek negatif minyak kelapa, rekomendasi tentang perlunya menjauhkan lemak jenuh dari asupan makanan masih belum dapat dipastikan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Lancet tahun lalu menyatakan bahwa diet rendah lemak dapat meningkatkan risiko kematian dini.

The British Heart Foundation menyatakan penelitian lebih lanjut diperlukan pada berbagai jenis asam lemak.

BACA JUGA: Nagita Slavina Pakai Kaos Polos Rp7 Juta, Warganet: Beginian di Pasar Rp10 Ribu!

Pedoman di Inggris saat ini menyarankan menukar lemak jenuh dengan lemak tak jenuh jika memungkinkan.

Beberapa orang percaya bahwa minyak kelapa dapat digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer.

Meskipun Alzheimer Society menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung klaim ini.

BACA JUGA: Pernah Mengaku Hamil Anak Denny Sumargo, Perempuan Ini Buka Suara Lagi

"Baru-baru ini Inggris 'gila' minyak kelapa, dengan begitu banyak klaim manfaat kesehatan dari kekebalan meningkatkan properti untuk dipuji sebagai pengobatan untuk penyakit Alzheimer," ujar Lily Soutter, ahli gizi terkemuka di London.

"Namun, kita harus ingat bahwa minyak kelapa hampir semuanya lemak jenuh, dan jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan tinggi lemak jenuh, Anda mungkin mengonsumsi lebih dari asupan yang direkomendasikan pemerintah," jelasnya.

BACA JUGA: Jangan Kaget, 6 Hal Ini Bisa Terjadi Setelah Berhubungan Intim

Meskipun demikian, Soutter menyatakan bahwa tidak ada salahnya mengonsumsi minyak kelapa jika hanya sedikit.

"Mengklaim bahwa salah satu makanan adalah racun dapat berbahaya karena menanamkan rasa takut.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pun makanan yang secara inheren semua 'baik' atau semua 'buruk'," terang Soutter. (*)