Fajar Alfian dan Jonatan Christie Ungkap Harga yang Harus Dibayar Agar Menjadi Juara

By Shevinna Putti Anggraeni, Kamis, 30 Agustus 2018 | 08:00 WIB
Perjuangan terbesar Jonatan Christie dan Fajar Alfian Demi Menjadi Juara (instagram/kolase)

Nakita.id - Bukan hal mudah perjuangan para atlet andalan Indonesia meraih predikat sang juara di ajang Asian Games 2018.

Apalagi perhelatan Asian Games ini merupakan pesta olahraga terbesar di Asian yang menjadi sorotan dunia.

Antusias masyarakat pun begitu besar menyambut event 4 tahunan ini dan mendukung para atlet berlaga.

BACA JUGA: Buat Wanita Histeris, Jonatan Christie Ungkap Alasannya Buka Baju Saat Selebrasi

Hingga detik ini Indonesia berada di posisi ke-4 dari 45 negara yang ikut meramaikan Asian Games 2018.

Dalam acara Mata Najwa, Fajar Alfian (atlet bulutangkis ganda putra) dan Jonatan Christie (etlet bulutangkis tunggal putra) menceritakan pengorbanan mereka menjadi sang juara.

Fajar Alfian mengaku ia harus mengorbankan sekolah dan wkatunya bersama keluarga demi menjadi atlet bulutangkis andalan Indonesia.

Bukan hanya menjadi andalan, ia harus memabayar pengorbanan besar itu demi meraih juara melawan berbagai negara.

"Mungkin kalau atlet bulutangkis dulu sebelum masuk Pelatnas Cipayung, terbengkalai sekolah.

Kadang sekolah cuman seminggu 3 kali terus sisanya latihan.

BACA JUGA: Gagal Menuju Seminifinal, Aprilia Manganang Malah Banjir Ucapan Terima Kasih

Karena kalau ngga latihan diforsir kayak gitu, kita susah lah.

Bisa ketinggalan sama negara lain," kata Fajar.

Ia mengaku sudah merelakan waktunya untuk sekolah dan kumpul bersama keluarga sejak masih kecil.

"Ya pengorbanan itu ya sekolah dan jauh dari orangtua dari kecil," sambungnya.

Bahkan usianya pun masih di bawah umur ketika sudah tergabung dengan klub dan tinggal di asrama.

BACA JUGA: 5 Fakta Aprilia Manganang, Penampilan Macho Tapi Hati Hello Kitty!

"Mungkin saya pertama mengikuti klub ya, di asrama itu tahun 2011 umur 14 tahunan (jauh dari keluarga)," tuturnya.

Sama halnya dengan Jonatan Christie sapaan Jojo yang juga harus merelakan waktu bersama keluarga.

Para atlet bulutangkis Asian Games 2018

Baginya waktu bersama keluarga adalah harga terbesar atau pengorbanan berat yang harus dilakoninya untuk menjadi juara.

"Harga yang paling termahal menurut saya waktu bersama keluarga, karena waktu bersama keluarga itu sangat sangat terbatas," ujar Jojo.

Selain itu, ia harus rela melakoni masa mudanya sebagai anak laki-laki usia 20 tahun tidak sama seperti anak lainnya.

"Dan waktu bermain kita pun juga sangat terbatas, beda sama anak muda lainnya yang mungkin bisa keluar malem atau pergi kemana pun yang mereka mau.

Kalau kita itu pagi sore kerjaan kita itu latihan dan latihan," jelasnya.

Karena waktu yang sangat terbatas itu Jojo mengaku jarang sekali 'Nge-gaul' seperti anak muda lainnya.

BACA JUGA: Ini Sosok Hanifan Yudani, Atlet Silat yang Memeluk Jokowi dan Prabowo

"Jarang sekali (waktu untuk gaul)," tutur Jojo.

Kalau pun Jojo mendapatkan kesempatan libur, ia akan mempertimbangkan dulu berapa hari libur yang didapat.

Dengan begitu ia baru bisa menentukan akan melakukan apa saja di hari liburnya.

"Kalau saya cuman dapat (kesempatan) sehari (libur) mungkin saya lebih banyak di kamar main playstation dan istirahat, main video game," tambahnya.

Ternyata cukup sederhana cara yang ia lakukan saat relaksasi dari hari-hari yang begitu padat dengan latihan bulutangkis.

Seperti yang diketahui Jonatan Christie berhasil meraih medali emas di cabang olahraga bulutangkis kategori tunggal putra.

Sedangkan Fajar Alfian berhasil meraih medali perunggu di cabang olahraga bulutangkis kategori ganda putra bersama Rian.