Macam Pemeriksaan Bayi Pada Tahun Pertama (Bagian 2)

By Ipoel , Senin, 14 Januari 2013 | 02:00 WIB
Ilustrasi bayi (freepik)

Nakita.id - Setelah lahir, bayi perlu mendapatkan berbagai pemeriksaan yang diperlukan untuk memastikan kondisi dan kesehatannya baik.

Pemeriksaan bayi dalam pembahasan sebelumnya bisa dibaca pada bagian pertama rangkaian tulisan ini.

Pemeriksaan mulut, lidah, dan gigi

Pemeriksaan ini rutin dilakukan setiap bulan untuk mendeteksi apakah ada peradangan, jamur, pembengkakan kelenjar amandel atau lainnya. Dilihat juga bagaimana refleks isap bayi. Normalnya, bayi memiliki refleks isap kuat. Bila ternyata refleksnya lemah perlu ditelusuri lebih lanjut, apakah ia mengalami gangguan. Pemeriksaan lidah juga untuk melihat adanya tali di bawah lidah yang terlalu ke depan (tongue tie) yang mengakibatkan lidah pendek, sehingga berpotensi menyebabkannya mengalami kesulitan saat menyusu di awal kehidupan.

Di usia 6 bulan dan seterusnya, pemeriksaan akan melihat apakah sudah tumbuh gigi atau belum. Dokter juga akan melihat bagaimana gerakan mengunyah si kecil, apakah sudah baik karena mulai makan makanan pendamping ASI.

Pemeriksaan telinga dan refleks pendengaran

Selain di hari-hari pertama, pemeriksaan ini rutin dilakukan tiap bulan. Tiap kontrol akan dilihat fungsi dan kondisi telinga. Pemeriksaan dilakukan mulai daun telinga hingga lubang telinga. Selain melihat kondisi kebersihannya, juga kondisi lubang telinga apakah ada gangguan atau tidak. Dokter juga akan mendeteksi fungsi pendengaran si kecil, untuk mengetahui reaksi si kecil misalnya dengan cara menjentikkan atau bertepuk tangan atau menggunakan bel.  Lalu dilihat responsnya apakah si kecil berusaha mencari sumber suara atau justru tak memberi respons semisal diam saja seperti tak mendengar apa pun.

Pemeriksaan dada/kondisi paru-paru dan perut

Tiap kontrol dokter akan memeriksa perut dengan perabaan untuk mendeteksi apakah menimbulkan sakit atau tidak. Bila kemudian bayi menangis, mungkin ia merasa sakit, perlu diketahui lebih lanjut apakah terjadi pembesaran limpa, hati atau lainnya. 

Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan dada untuk mengetahui apakah si kecil mengalami kesulitan napas atau tidak. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan kondisi paru-paru, dengan menggunakan stestoskop pemeriksaan dilakukan baik di bagian dada/depan pun bagian punggung/belakang tubuh. Dokter juga memeriksa normal atau tidak kondisi pernapasan si kecil, semisal apakah terdeteksi suara/bunyi yang diduga suatu gangguan atau tidak. Dokter juga akan memeriksa apakah dada kelihatan cembung/cekung, perlu ditelusuri misalnya apakah ada kelainan organ di dalam rongga dada.  Pemeriksaan jantung juga penting untuk mendeteksi kelainan jantung bawaan yang mungkin belum terdeteksi saat awal kelahiran.

Pemeriksaan kondisi kulit

Kondisi kulit juga diperiksa misalnya untuk mendeteksi apakah terjadi ruam, infeksi jamur dan lainya. Untuk bayi yang tergolong gemuk diperhatikan juga bagian lipatan kulitnya karena rentan terkena jamur.

Pemeriksaan Alat kelamin

Alat kelamin juga ternyata tak luput dari pemeriksaan bulanan. Dokter akan mendeteksi apakah ada gangguan buah zakar atau skrotum, apakah hernia, kedua buah zakar teraba di kantung kemaluan, apakah testis sudah turun atau belum, bagaimana panjang penisnya. Sedangkan pada bayi perempuan dilakukan pemeriksan apakah terjadi perlengketan vagina, biasanya vagina tertutup karena pemberian bedak yang berlebihan. Kemudian apakah ada ruam di sekitar alat kelamin atau tidak, dan seterusnya

Periksa tangan dan kaki

Dokter juga memeriksa bagaimana gerak-gerik bayi. Apakah bayi sehat dilihat dengan aktif tidaknya ia bergerak, menendang, menggapai-gapai, menggeliat, bersuara, dan respons terhadap lingkungan lainnya. Refleks atau respons si kecil dideteksi dengan melakukan pemeriksaan tangan juga kaki. Bagaimana gerakan si kecil apakah simetris atau tidak, apakah telapak tangannya terus menggenggam atau sudah bisa terbuka di usia 3 bulan. Dokter akan mengevaluasi bagaimana otot dan kekuatan gerakannya. Bila ototnya teraba lemah, gerakannya tampak lunglai, bisa jadi akan mengalami keterlambatan perkembangan. 

Begitu pun perkembangannya seperti tengkurap, duduk, atau merangkak apakah sesuai dengan perkembangan usianya. Dengan demikian bisa diketahui, apakah ada keterlambatan dalam perkembangannya. Contoh lain, bila hingga usia lebih dari 3 bulan bayi masih mengepalkan tangan, perlu diperiksa lebih lanjut apakah mengalami gangguan atau kelainan. Bila diduga ada gangguan neurologis mungkin perlu dilakukan pemeriksaan dengan alat CT scan dan lainnya. Atau barangkali perlu dirujuk kepada dokter spesialis saraf.