Mengenal Pertumbuhan Lingkar Kepala Bayi dan Proporsi Fisiknya

By Ipoel , Minggu, 2 Desember 2012 | 22:00 WIB
Perhatikan perkembangan lingkar kepala bayi sesuai usianya. (Pixabay/liubomirtcho)

Nakita.id - Saat dilahirkan, bayi memiliki ukuran kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, yakni kira-kira seperempat dari panjang tubuhnya.

Bandingkan dengan kepala orang dewasa yang kira-kira hanya sepertujuh dari panjang tubuh.

Daerah tengkorak memiliki perbandingan jauh lebih besar daripada bagian kepala lainnya dengan dagu sebagai daerah yang paling sempit.

Leher bayi relatif pendek sehingga hampir tidak terlihat dengan kulit leher yang biasanya tebal atau berlipat-lipat.

Bahunya sempit, sedangkan perutnya besar/buncit.

Lengan dan tungkainya sangat pendek dibandingkan dengan kepala dan badan.

Tangan dan kakinya kecil.

Selama tahun pertama setelah kelahiran, pertumbuhan kepala akan berkurang, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat.

Di usia satu tahun, secara berangsur-angsur bayi tidak lagi terlihat bulat atau gempal alias tampak lebih ramping.

Baca Juga: Manfaat Telur untuk Tingkatkan Fungsi Otak dan Kecerdasan Anak Sejak Dini, Cocok Jadi Menu MPASI Bayi

Secara keseluruhan, bertumbuh normal berarti terbentuknya struktur tubuh yang proporsional.

Termasuk juga pertumbuhan ginjal, jantung, paru-paru, hati, limpa, usus, dan semua organ dalam sebagai sebuah kesatuan "mesin" tubuhnya.

Lingkar kepala

Ukuran lingkaran kepala penting diperhatikan sesuai usia dan jenis kelamin bayi.

Saat dilahirkan, bayi cukup bulan normalnya akan memiliki lingkar kepala 33--35,5 cm.

Pada 3 bulan berikutnya akan bertambah sepanjang 2 cm.

Lalu 3 bulan berikutnya bertambah 1 cm, dan selama 6 bulan selanjutnya bertambah sekitar 0,5 cm.

Hingga di usia 5 bulanan, lingkar kepalanya menjadi 40-43 cm dan di usia 1 tahun menjadi 45-47 cm.

Ada korelasi antara ukuran lingkar kepala bayi dengan besar otak yang tersimpan di dalamnya.

Baca Juga: Porsi Makan Harus Digandakan saat Mengandung Anak Kembar, Mitos atau Fakta? Ini Dia Penjelasannya Agar Tak Salah Kaprah

Itulah mengapa pengukuran lingkar kepala perlu dilakukan secara rutin.

Alasannya agar bila terjadi kelainan perkembangan bisa dideteksi dan ditangani sedini mungkin.

Lingkar kepala tidak boleh lebih besar atau lebih kecil daripada angka rata-rata.

Kasus kepala besar disebut makrosefali yang antara lain disebabkan oleh hidrosefalus (kelainan berupa peningkatan jumlah cairan otak).

Sebaliknya, lingkar kepala yang lebih kecil dari angka rata-rata (mikrosefali) mencerminkan otak yang tidak berkembang optimal.

Penyebabnya antara lain akibat infeksi ketika hamil, gangguan saat proses persalinan, hipoksia/kekurangan oksigen hingga menghambat perkembangan otak, kelainan bawaan, penyakit degeneratif/metabolik, ataupun infeksi susunan saraf pusat.