Puluhan Santri di Banjarbaru Terserang Campak Rubella, Diduga Ini Penyebabnya!

By Maharani Kusuma Daruwati, Kamis, 6 September 2018 | 09:30 WIB
Ilustrasi campak rubella (Kompas TV)

Nakita.id - Puluhan siswa usia SMP di Kota Banjarbaru terpaksa harus masuk karantina.

Sebanyak 49 orang santriwati di dua pasantren di Kota Banjarbaru positif terserang campak rubella.

Seluruh penderita campak rubella tersebut diketahui adalah perempuan.

 Baca Juga : Cara Cynthia Riza Istri Giring Merawat Bayinya yang Berkulit Sensitif

Melansir dari Banjarmasin Post, pihak Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru menyebutkan seluruh santriwati tersebut masuk karantina di sekolah mereka masing-masing.

Saat ini mereka tidak boleh melakukan aktivitas sekolah.

Agar tak menularkan penyakitnya, mereka seperti "diasingkan" dengan tak boleh bertemu teman-temannya di sekolah.

Menurut Kadinkes Kota Banjarbaru, Agus Widjaja, campak rubella menyebar melalui udara sehingga penderita harus mengurung diri sendiri di rumah atau kamar agar tak menjangkit kepada orang lain.

"Semua yang di pesantren yang terserang rubella sudah diobati dan sudah dilakukan karantina," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Banjarbaru, Rabu (05/09/2018), seperti dikutip dari Banjarmasin Post.

Agus pun menambahkan bahwa penyakit rubella yang menyerang para santriwati tersebut tak disebabkan oleh virus karena masalah kebersihan.

Virus ini menyebar diduga akibat dibawa oleh anak yang datang dari daerah yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) ke Banjarbaru.

"Kan di pondok pesantren banyak santri yang asalnya dari hulu sungai mereka pulang ke hulu sungai terjangkit di sana dan menyebarkan virus ke pondok.

Karena di pesantren itu santri selalu terkumpul," jelasnya kepada Banjarmasinpost.co.id.

Tanjung Tabalong menjadi salah satu daerah yang saat ini sudah ditetapkan menjadi KLB Rubella.

Diketahui saat ini virus campak rubella di Banjarbaru masih terjangkit ke perempuan.

"Kalau laki-laki belum ada kasusnya," ujarnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan perempuan yang sudah terjangkit rubella harus segera diberi vaksin agar tak lagi terjadi nantinya.

 Baca Juga : Faldy Albar Meninggal Akibat Penyakit Liver, Ini 8 Cara Melindungi Liver

Dengan itu tak membahayakan saat si perempuan jika hamil.

Rubella dapat berpengaruh pada perkembangan janin dalam kandungan dan menyebabkan kecacatan saat lahir.

Menurut penuturan Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani saat ini jumlah anak yang diimunisasi MR sudah 30 persen.

Jumlah ini dikatakan takkan bisa dinaikkan tanpa partisipasi orangtua agar mendukung anaknya untuk ikut imunasis MR.

Saat ini capaian imunisasi rubella di Banjarbaru jelasnya bukan yang tertinggi namun juga bukan yang terendah karena masih ada yang lebib sedikit dari capaian Banjarbaru.

Baca Juga : Resmi Jadi Suami Istri, Pasangan Selebriti Ini Bongkar Ritual Sebelum Tidur, Apa Saja?

"Itu karena keraguan dari orangtua untuk memerbolehkan anaknya untuk diimuniasi MR," ujarnya.

Masih ada orangtua dan beberapa sekolah yang tak mau melaksanakan imunisasi MR.

Memang imunisasi MR diakuinya mengandung zat yang tidak halal.

Namun kini pemerintah sedang menggodok imunisasi MR baru pengganti imunisasi MR yang kini dibuat oleh India.

Nadjmin menjelaskan bahwa masyarakat harus merogoh kocek mahal jika harus melakukan imunisasi sendiri.

Imunisasi yang dilakukan secara pribadi bisa merogoh kocek hingga Rp 750 ribu.

 Baca Juga : Diet Pegan, Cara Baru Menurunkan Berat Badan dengan Menyenangkan

Sedangkan pelaksanaan imunisasi MR yang diadakan pemerintah diberikan secara gratis.

Dengan adanya fatwa MUI kini ia berharap agar pondok pesantren mendukung pelaksanaan imunisasi rubella di pesantren.