Wah, Diramalkan Tahun 2030 Manusia Tak Mau Lagi Makan Daging!

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 13 September 2018 | 13:04 WIB
Satu dari lima orang dewasa berusia antara 18 dan 24 berpikir bahwa mereka dan banyak orang lainnya akan berhenti makan daging sepenuhnya pada tahun 2030. (Thinkstock)

Nakita.id.- Moms pernahkah membayangkan, bagaimana jika di dunia ini, orang-orang tak lagi menyantap berbagai makanan daging?

Ya, seperti tak ada  lagi daging domba dalam kebab, burger tanpa daging sapi atau tak lagi dijual daging ayam di restoran cepat saji atau di warung sate. 

Hal inilah yang diramalkan oleh sebuah studi yang akan terjadi di masa depan. Satu dunia tanpa daging (one world without meat)

Kesimpulan tersebut didapatkan oleh sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan oleh YouGov untuk perusahaan teknologi ThoughtWorks.

Hasil studi ini menyimpulkan dari penemuan mereka, satu dari lima orang dewasa berusia antara 18 dan 24 berpikir bahwa mereka dan banyak orang lainnya akan berhenti makan daging sepenuhnya pada tahun 2030.

Baca Juga : Kerap Dikonsumsi, Begini Kondisi Tubuh Ketika Berhenti Makan Daging!

Para peneliti melakukan survei pada sampel sebanyak 2.000 orang untuk menyelidiki bagaimana kebiasaan belanja orang dapat berubah dalam waktu dekat.

Studi ini mengungkapkan bahwa orang cenderung mulai melihat kepentingan yang lebih besar pada dampak lingkungan dari belanjaan mereka, dengan 32% menyatakan bahwa mereka akan cenderung membeli makanan yang secara etis bersumber dari rantai pasokan yang berkelanjutan.

Moms, jika dibaca dari berita-berita internasional,  jumlah orang yang menjadi vegan telah meningkat secara drastis beberapa tahun terakhir ini.

Contohnya, lebih dari 3,5 juta orang Inggris sekarang memilih untuk tidak makan daging atau mengesampingkan semua produk hewani.

Begitu juga yang terjadi di Amerika Serikat, kurang lebih 2 juta orang menyatakan diri perlahan akan menjadi vegan, dimulai dengan mengurangi konsumsi daging menjadi 1/4 dari kebutuhan bulanannya. 

Di atas semua itu, 62 % dari individu yang disurvei mengatakan, di masa depan mereka mungkin lebih suka membeli produk makanan yang telah dikemas menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.

Sementara banyak dari mereka yang mempertanyakan kepedulian mereka terhadap lingkungan ketika mengungkapkan bagaimana kebiasaan belanja mereka dapat berubah di tahun-tahun mendatang, yang lain menempatkan kepentingan yang lebih besar pada pengeluaran.

Baca Juga : Tanda Si Kecil Depresi, Segera Tangani Agar Tak Jadi Gangguan Jiwa

Ada 57%  dari mereka yang disurvei juga mengatakan bahwa harga makanan akan menjadi faktor yang lebih penting bagi mereka dalam 12 tahun mendatang ketika melakukan belanja makanan.

Mereka percaya, ke depan, harga daging akan semakin mahal karena ketersediaan yang berkurang akibat meroketnya harga-harga pakan ternak dan bertumpuknya polusi akibat gas methan yang dihasilkan dari peternakan. 

Memang Moms, semakin banyak dari kita yang menyadari daya dukung bumi untuk segala aktivitas manusia semakin berkurang.

Untuk itu, segala upaya penyelamatan lingkungan dilakukan oleh banyak pihak.

Contohnya, beberapa supermarket dan pengecer telah melakukan upaya yang kuat untuk menjadi lebih ramah lingkungan selama beberapa tahun terakhir, dengan penjualan kantong plastik sekali pakai yang turun drastis sejak diperkenalkannya.

Meskipun peningkatan fokus lebih pada kehidupan keberlanjutan, sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkapkan bahwa hanya sepertiga dari kemasan makanan plastik Inggris yang benar-benar dapat didaur ulang.

"Sudah waktunya bagi produsen untuk berhenti membiarkan aliran plastik yang tidak dapat didaur ulang dan merusak ke lingkungan kita," kata Judith Black, juru bicara lingkungan untuk Asosiasi Pemerintah Daerah di wilayah London.

Baca Juga : Ini Daftar Makanan Paling Aman Untuk Moms Pemakai Kawat Gigi

"Itu perlu terjadi segera, tetapi pemerintah sekarang harus mempertimbangkan untuk pelarangan plastik kelas rendah, terutama untuk penggunaan tunggal, agar meningkatkan daur ulang," tutup dia.

Moms, dengan adanya hasil studi di atas, apakah Moms juga bersiap-siap untuk tidak makan daging dan menjadi vegan? (*)