Ini Alasan Kenapa Anak Terlalu Aktif

By Gisela Niken, Selasa, 13 September 2016 | 22:45 WIB
Anak terlalu aktif bisa disebabkan oleh pola asuh orangtua (Foto: Baby Center) (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Saat anak menginjak usia 1 hingga 2 tahun, si kecil akan mengalami beberapa perubahan perilaku. Tadinya ia mungkin cenderung diam dan hanya melakukan aktivitas yang terbatas. Namun, saat ia mulai bisa bergerak dan lancar berjalan,ia akan menjadi lebih aktif seperti sering memukul, menendang, melempar barang, berlarian hingga gemar berteriak. Mama mungkin bingung dengan kondisi ini. Lantas, kenapa anak terlalu aktif pada usia 1 hingga 2 tahun ya?

Baca juga: Trik menangani perilaku aktif balita

Perilaku aktif pada anak berasal dari sumber yakni pengembangan bahasa anak hingga perilaku orangtua. Sejak tahun 1940-an, para peneliti mengidentifikasi bahwa anak yang lebih aktif secara fisik berarti mengalami masalah bahasa. Para peneliti menemukan masalah perilaku ini biasanya muncul saat bahasa anak mulai berkembang yakni sekitar usia 18 hingga 24 bulan.

Penelitian lain juga menemukan bahwa anak yang memiliki kemampuan bahasa rendah akan memiliki tindakan terlalu aktif atau agresif pada usia yang lebih tua. Hal ini ternyata dipengaruhi oleh peran orangtua. Perilaku orangtua yang gemar menghukum dan marah turut memengaruhi seberapa aktifnya anak. Jadi, keterlambatan bahasa juga turut dipengaruhi oleh faktor lain.

Baca juga: Anak sangat aktif, takut ADHD. Apa saja gejala ADHD?

Orangtua yang hangat serta penuh kasih dan sayang akan memiliki anak yang aktifnya tidak berlebihan dan memiliki pengembangan bahasa yang baik. Sementara orangtua yang menghukum, keras dan mudah marah akan memiliki anak yang lebih agresif dan memiliki perkembangan bahasa yang rendah. Artinya, salah satu faktor anak yang cepat bicara dipengaruhi dari pola asuh orangtua.

Baca juga: Aktif VS Hiperaktif

Melihat alasan kenapa anak terlalu aktif ini perlu membuat Mama mengevaluasi pola asuh yang diterapkan. Cobalah untuk menciptakan kebiasaan berdiskusi dengan si kecil. Marah dengan usia ini merupakan hal yang sia-sia. Mama juga tak perlu marah dengan perilaku aktifnya di usia ini. Seiring berjalannya waktu, perilaku ini akan berkurang saat ia menginjak usia 3 hingga 4 tahun.