Tabloid-Nakita.com - Bagaimana kebiasaan tidur si kecil? Apakah anak selalu tidur cepat dan tepat waktu setiap malam, atau ia hampir selalu tidur larut karena menunggu ayahnya pulang dari kantor lebih dulu? Mudah-mudahan Mama memberlakukan aturan yang pertama, ya. Karena anak yang tidur cepat, lebih kecil kemungkinannya mengalami obesitas di usia remaja, demikian menurut studi yang dimuat di Journal of Pediatrics terbitan September. Jadi, membiasakan rutinitas tidur yang lebih cepat merupakan faktor utama pencegah obesitas pada anak.
"Studi ini menyepakati bahwa anak-anak mendapat manfaat dari rutinitas tidur yang teratur," ujar Sarah Anderson, profesor epidemiologi di Ohio State University's College of Public Health, yang juga pemimpin studi ini. "Rutinitas tidur yang teratur, termasuk tidur lebih cepat, mengurangi masalah tidur seperti terbangun tengah malam atau sulit tertidur."
Menurutnya, tidak masalah pukul berapa tepatnya anak harus tidur. Kualitas dan kuantitas tidur lah yang memiliki efek jangka panjang terhadap perilaku mereka. Kemampuan mengatur emosi, masalah kesehatan mental, hormon, dan metabolisme, bisa dipengaruhi oleh kurangnya tidur anak. Anak yang sering tidur larut malam bisa berakibat bangun pagi hari dalam keadaan rewel. Mereka jadi mudah terganggu, sehingga mengajak mereka mandi dan menggosok gigi saja sulitnya bukan main.
Sebenarnya tidak mengherankan jika anak butuh banyak tidur. Menurut American Academy of Sleep Medicine, inilah waktu tidur untuk anak:
* Bayi 4-12 bulan: 12-16 jam semalam * Anak 1-2 tahun: 11-14 jam semalam * Anak 3-5 tahun: 10-13 jam semalam * Anak 6-12 tahun: 9-12 jam semalam * Remaja 13-18 tahun: 8-10 jam semalam
Jelas kan, bahwa pertanyaan mendasarnya bukan "jam tidur yang normal untuk anak", melainkan "seberapa cepat anak tidur supaya mendapat waktu tidur yang dibutuhkan tubuh mereka". Untuk itu, orangtua perlu menetapkan jam tidur yang dapat membantu anak mendapat waktu tidur yang cukup, demikian saran Dr. Sumit Bhargava, profesor bidang pediatri diStanford University School of Medicine.
"Tidur lebih cepat belum tentu memengaruhi kesehatan fisik, atau mood dan kesehatan mental anak dalam cara yang positif. Tujuannya lebih dalam memilih jam tidur sesuai usia yang memungkinkan masing-masing anak mendapatkan jam tidur yang dia butuhkan," paparnya.
Dengan kata lain, setiap anak bisa saja tidur pada jam berbeda, asalkan kebutuhan waktu tidurnya tercukupi dalam sehari. Bagaimana pun juga, setiap anak itu berbeda. Masalahnya, sudahkah mereka mendapat tidur yang cukup?