Tragis, Bocah Kelas 6 Tewas Disengat Lebah Saat Akan Mengambil Kelapa

By Kunthi Kristyani, Selasa, 25 September 2018 | 21:17 WIB
Ilustrasi tersengat lebah (pexels.com)

Nakita.id - Lebah atau tawon umumnya tidak akan menyerang jika tidak merasa terancam.

Meski umumnya sengatan lebah tidak berbahaya, namun tak sedikit juga kasus orang meninggal karena sengatan lebah.

Seperti Senin (24/9/2018) lalu, seorang bocah malang yang duduk di kelas 6 meregang nyawa karena serangan lebah.

Baca Juga : Jangan Panik! Berikut Deretan Bahan Alami untuk Menyembuhkan Sengatan Lebah

Bocah bernama Mohd Faiz Zaidi dinyatakan meninggal di rumah sakit daerah Mersing, Malaysia pukul 17.15 waktu setempat.

Menurut Kepala Inspektur Polisi Distrik, Cyril Edward, insiden tersebut terjadi di Kampung Tanjung Genting.

Korban dan keempat temannya bermaksud mendapatkan buah kelapa dengan melemparkan tongkat ke arah pohon kelapa.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Nyesel Sering Memuji Anaknya Pintar!

Sayangnya, lemparan tersebut meleset hingga mengenai sarang lebah di pohon lain.

Akibatnya, anak-anak tersebut diserang oleh segerombolan lebah.

Satu bocah meninggal akibat serangan tersebut, satu lagi luka serius dan masih dirawat di rumah sakit, sementara 3 lainnya tidak mengalami luka serius.

Ini bukanlah kasus pertama orang tewas karena sengatan lebah.

Lalu mengapa sengaran lebah bisa mematikan?

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak

Kematian akibat sengatan lebah bisa jadi karena reaksi alergi (anafilaksis) yang menyebabkan syok.

Sengatan lebah atau tawon bertanggung jawab atas 70% kematian akibat anafilaksis di Inggris dan Wales.

Anafilaksis merupakan suatu alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Tak Disangka, Ucapan Orangtua Seperti Ini Akan Membentuk Anak Jadi Sombong

Gejala umumnya meliputi ruam gatal, kesulitan menelan, kram perut, mual, penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, hingga pingsan.

Reaksi ini terjadi paling sering pada 15 menit pertama setelah sengat dikeluarkan dari kantungnya dan masuk ke tubuh korban.

Walaupun jarang terjadi, reaksi alergi yang lambat (delayed-onset) bisa juga terjadi.

Bisa menyebabkan kelainan di sendi dimana korban akan merasakan nyeri sendi dan demam, gangguan pada ginjal berupa proses peradangan (nefritis), dan sindrom Gullian Barre yang bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernapasan, hingga akhirnya berakhir dengan kematian.

Baca Juga : Fenomena Pacaran Lama Tapi Tak Berakhir Pernikahan, Pakar Ungkap Lamanya Waktu Pacaran yang Ideal

Jika ditangani cukup cepat, anafilaksis dapat diatasi dengan suntikan adrenalin.

Dokter menyarankan bahwa orang yang didiagnosis rentan alergi harus membawa adrenalinnya setiap saat.

Pasien juga dapat disembuhkan dari alergi dengan suntikan "imunoterapi" selama beberapa tahun, tetapi ini hanya tersedia di beberapa tempat di Inggris.