Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi, Bagaimana Cara Mendeteksinya?

By Gisela Niken, Kamis, 27 September 2018 | 07:22 WIB
Mendeteksi penyakit jantung pada bayi (iStockphoto)

Namun ada tanda-tanda khas penyakit jantung bawaan yang harus diperhatikan lebih lanjut, antara lain:

1. Bayi sering berhenti menyusu, karena napasnya tersengal-sengal.

2. Keringat dingin atau pucat.

3. Sering mengalami infeksi saluran pernapasan.

4. Pertumbuhan terhambat (berat badan sulit naik).

5. Kulit kebiruan terutama bila aktivitas meningkat seperti menangis.

6. Mudah capek, anak berjalan sebentar kemudian jongkok atau berhenti.

7. Terlihat detak jantung lebih cepat.

Baca Juga : Kakak Syahrini Meninggal Akibat Kesetrum, Ini Pertolongan Pertama Bila Tersengat Listrik

Bila tanda-tanda penyakit jantung bawaan itu muncul, bawalah anak Moms ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti EKG, rontgen, echocardiography, hingga kateterisasi (tindakan memasukkan selang kecil ke dalam jantung).

Hal ini penting dilakukan untuk memastikan jenis kelainan jantung anak.

Namun, tidak semua anak dengan penyakit jantung bawaan memerlukan tindakan bedah sebagai terapi.

Cukup banyak anak yang terlahir dengan kelainan jantung tidak memerlukan terapi karena kelainannya ringan atau dapat membaik sendiri.

Contohnya, kelainan bocor serambi jantung atau Atrial Septal Defect (ASD) yang dapat menutup sendiri apabila ukuran bocornya kecil.

Baca Juga : Minta Mahar Terlalu Besar Saat Dilamar, Perempuan ini Hanya Jadi Tamu Undangan Pernikahan Kekasihnya

Untuk anak-anak dengan penyakit jantung bawaan yang memerlukan koreksi lebih lanjut, terdapat dua pilihan terapi, yaitu dengan kateterisasi jantung (nonbedah) hingga operasi bedah jantung, bergantung pada kompleksitas kelainan yang diderita.

Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu kardiologi anak, banyak pasien dengan PJB dapat diselamatkan dan memiliki nilai harapan hidup yang lebih panjang.