Studi: Pemilik Golongan Darah O Lebih Berisiko Meninggal Saat Kecelakaan, Ini Penyebabnya!

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Sabtu, 29 September 2018 | 09:32 WIB
Golongan darah berikut rentan meninggal saat kecelakaan, mengapa? (pixabay)

Nakita.id - Semua orang terlahir istimewa, namun ada hal tertentu yang membuat seseorang benar-benar istimewa misalnya dilihat dari golongan darah.

Seperti orang dengan golongan darah O, yang dikenal sangat enerjik dan selalu fokus pada tujuan yang ada dalam pikiran mereka.

Dan mereka tidak membiarkan hal apa pun mengalihkan perhatian dari jalan yang telah mereka pilih.

Kemampuan dan karakteristik yang kuat membuat orang dengan golongan darah O menjadi istimewa.

Namun, orang dengan golongan darah O nyatanya lebih rentan terhadap beberapa penyakit seperti bisul, disfungsi tiroid, kadar hormon tiroid rendah dan kekurangan yodium.

Belum lama, sebuah penelitian juga mengungkap fakta yang cukup mengejutkan terkait pemilik golongan darah O.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Critical Care ini disebutkan, bahwa seseorang yang memiliki golongan darah O berisiko meninggal 3 kali lebih besar saat mengalami kecelakaan atau cedera yang berat.

Baca Juga : Awet Muda Bak Gadis, Meriam Bellina Akui Pantang Konsumsi 5 Makanan Ini

Penelitian ini dipimpin oleh Wataru Takayama dari Tokyo Medical and Dental University Hospital, Jepang.

Penelitian ini melibatkan 900 pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit di Jepang dalam kurun waktu 2013-2016, dengan seluruh golongan darah.

Hasilnya, pasien golongan darah O menghadapi kematian sebanyak 28% sementara tiga golongan darah lainnya hanya 11% jika digabungkan.

Bukan tanpa alasan, peneliti menduga pada golongan darah O terdapat agen pembekuan darah yang disebut faktor von Willebrand dimana kadarnya lebih rendah pada golongan darah ini.

Kondisi tersebut berakibat fatal, dimana saat pasien terluka atau mengalami pendarahan hebat maka akan lebih sulit berhenti.

Jika pasien dengan golongan darah O terluka, lukanya akan sulit tertutup akibat kurangnya gen pembekuan darah yang dimiliki pasien.

Hal inilah yang tentunya menigkatkan risiko untuk pasien meninggal, jika mengalami sesuatu yang tak diinginkan dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Baca Juga : Terungkap Fakta Baru Soal Pernikahannya, Ini Alasan Kartika Putri Bersedia Nikah Siri

Kendati tak ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengubah hal yang memang sudah merupakan 'bawaan lahir' ini, namun penelitian ini bisa menjadi petunjuk untuk tenaga medis mengambil tindakan yang tepat dan tanggap khususnya untuk pasien dengan golongan darah O.

Misalnya, mengontrol perawatan kritis bagi pasien untuk menghindari risiko sebanyak mungkin.

Selain itu, petugas medis sebaiknya tidak selalu memberi transfusi darah dengan golongan darah O.

Golongan darah O adalah rhesus negatif yang paling laris untuk dijadikan transfusi karena golongan darah ini paling bisa diterima oleh semua golongan.

Padahal dengan gen pembekuan darah yang rendah, tentu akan menghambat proses penutupan luka.

Lebih lanjut, Takayama dan timnya juga masih akan terus melakukan penelitian terkait hasil yang didapat kali ini.

Penelitian diperlukan untuk mengonfirmasi apakah ada perbedaan gen pembekuan darah khususnya untuk rhesus negatif dan rhesus positif.

Baca Juga : Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms

Di Inggris dan Amerika Serikat, golongan darah O adalah golongan darah paling umum.

Sekitar 47% penduduk Inggris memiliki golongan darah O, Amerika Serikat memiliki 45% dari populasi yang bergolongan darah o juga.