Sering Disalahartikan, Ternyata Alzheimer Tak Sama Dengan Demensia

By Soesanti Harini Hartono, Minggu, 30 September 2018 | 18:58 WIB
Seperti dikutip dari The Huffington Post (19/9), demensia adalah istilah umum untuk berbagai kondisi, termasuk Alzheimer. (AleksandarNakic/Getty Images)

Penyebab penyakit ini sulit ditelusuri, namun usia senja bisa berpengaruh besar. 

Faktor yang membuat Alzheimer sulit dikenali adalah fakta bahwa kondisi tersebut hanya bisa dikonfirmasi secara pasti melalui otopsi.

"Kami dapat mendiagnosisnya ketika seseorang masih hidup, tetapi kami tidak pernah benar-benar yakin sampai mereka melakukan otopsi.

Baca Juga : Bagaikan Rayap, Ini Bukti Mengapa Diabetes Bisa Menggerogoti Kesehatan

Kami mencari perubahan patologis spesifik di otak yang dapat kami simpulkan bahwa mereka meninggal akibat Alzheimer," kata Elise Caccappolo, profesor neuropsikologi dan direktur Neuropsychology Service di Columbia University Medical Center.

Kemungkinan gejala Alzheimer yang paling umum adalah kehilangan ingatan jangka pendek (short term memory loss).

Menurut Caccappolo dan Perry, ada tiga jenis demensia yang paling sering diderita pasien, yaitu:

Baca Juga : Hasil Penelitian : Konsumsi Asam Folat Di Awal Kehamilan Turunkan Risiko Autisme

Demensia vaskular, yaitu ketika seseorang mengalami stroke atau diabetes yang mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen ke otak.

- Demensia frontotemporal, kondisi yang biasanya memengaruhi orang yang berusia 60 tahun ke atas, di mana protein yang mirip dengan Alzheimer mengarah pada hilangnya sel saraf di otak.