Kepala Humas BNBP Sutopo Idap Kanker Paru Stadium 4 Meski Tidak Merokok, Hal Tak Terduga Ini Bisa Jadi Penyebabnya

By Kunthi Kristyani, Rabu, 3 Oktober 2018 | 11:10 WIB
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas BNBP yang derita kanker paru stadium 4 (Tribunnews)

Nakita.id - Salah satu sosok yang kerap muncul di layar kaca ketika terjadi bencana di Indonesia adalah Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo merupakan Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP).

Darinya, berbagai informasi mengenai kebencanaan dapat diperoleh, termasuk saat gempa dan tsunami melanda Palu beberapa hari lalu.

Baca Juga : Salut, Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Derita Kanker Paru Stadium 4 Tapi Masih Update Berita Gempa Palu

Sutopo terus mengabarkan perkembangan terbaru kondisi di Palu termasuk pendisitribusian bantuan maupun kondisi korban.

Tuntutan pekerjaan mengharuskannya sabar menghadapi berbagai pertanyaan yang datang kepadanya, baik langsung maupun melalui media sosial.

Tak mudah memang, namun Sutopo memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan pekerjaannya.

Bahkan ketika tubuhnya digerogoti kanker, ia tetap tanggap terhadap berbagai bencana yang terjadi di tanah air.

Senin(2/10/2018), melalui akun twitternya @Sutopo_PN, ia mengabarkan kondisi kesehatannya serta kegiatan yang baru saja dilakukannya.

"Selesai infus di rumah sakit langsung konferensi pers di depan 135 orang media asing dan nasional.

Rasanya sedang memberikan kuliah umum di depan mahasiswa dari berbagai media.

Selalu saya sisipkan pengetahuan baru tentang kebencanaan, gempa, geoscience, tsunami dll." tulisnya.

Tak hanya itu, pada Selasa(2/10/2018), Sutopo juga mengunggah karikatur dirinya dengan disertai tulisan "Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa. Hidup itu bukan panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain.@raisa6690"

Sutopo tetap menyemangati penderita kanker lainnya di tengah kondisi tubuhnya yang juga sedang digerogoti kanker.

Baca Juga : World Lung Cancer Day : Waspada 7 Tanda Awal Kanker Paru-paru!

Sutopo mengaku menderita kanker paru padahal dirinya tidak merokok.

"Dokter bilang saya kanker paru-paru stadium 4 pertengan Januari lalu.

Awalnya shock karena saya tidak merokok, genetic tidak ada dan makan sehat," kata Sutopo melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (12/02/2018).

Seperti yang dilami Sutopo, kanker paru umumnya baru terdeteksi pada stadium lanjut.

Hal ini karena belum ada skrining untuk menemukan lesi prakanker paru-paru, juga bisa karena kesalahan diagnosis dokter.

Meski rokok jadi pemicu utama kanker ini, namun ternyata banyak penderita kanker paru yang bukan dari kalangan perokok aktif.

Ada beberapa penyebab lain yang bisa memicu tumbuhnya kanker paru, yaitu:

Radon

The Environmental Protection Agency mengatakan bahwa radon merupakan penyebab utama kanker paru setelah rokok.

Radon merupakan gas radioaktif yang tidak berwarna dan tidak berbau yang terbentuk secara alami dari pembusukan elemen radioaktif seperti uranium.

Seseorang dapat terpapar radon di rumah atau bangunan yang dibangun di atas tanah atau batu dengan karateristik radioaktif tinggi.

Gas yang dihasilkan oleh tanah atau batu bisa masuk ke bangunan melalui retakan di dinding atau fondasi.

Baca Juga : Mau Pernikahan Langgeng? Bicarakan 8 Hal Ini dengan Pasangan Setiap Hari

Ventilasi rumah yang buruk

Tak disangka ternyata ventilasi rumah juga bisa menjadi penyebab kanker paru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia memasak dan memanaskan rumah mereka dengan bahan bakar padat (kayu dan batu bara) atau memasak di atas api terbuka.

Jika pemasangan ventilasi rumah buruk, tingginya polusi udara dalam ruangan yang dapat berkontribusi pada kanker paru-paru.

Perempuan dan anak-anak lebih mungkin terkena dampak polusi dalam ruangan ini karena kedekatannya dengan aktivitas memasak dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Ventilasi udara yang baik adalah ventilasi alam, terhubung dengan sinar matahari dan udara di luar rumah.

"Sekarang apa-apa ditutup pakai AC," ucap Elisna Syahruddin dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Respirator, fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dilansir dari Kompas.com.

Asap rokok

Meski tidak merokok, seorang perokok pasif juga rentan terserang kanker paru.

Sekitar 15% hingga 35% kanker paru pada non perokok disebabkan oleh asap rokok orang lain.

Asbes

Asbes mengacu pada sekelompok mineral yang ditemukan di berbagai bahan bangunan serta bagian-bagian mobil dan kapal.

Para pekerja industri terutama yang melibatkan pembuangan asbes berisiko tinggi terkena kanker ini.

Baca Juga : Kisah Mantan Kiper Timnas Ferry Rotinsulu Saat Gempa Tsunami Palu, Terkurung di Kamar Mandi dan Hanya Bisa Pasrah

Polusi udara

Polusi dari knalpot kendaraan, pembangkit listrik, tungku kayu, dan sumber lain mengandung partikel kecil yang juga dapat berkontribusi terhadap kanker paru-paru.

Pada tahun 2013 Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menyatakan udara luar sebagai karsinogen potensial karena kaitannya dengan paru-paru dan kanker kandung kemih.

Genetik

Sebagian orang secara genetik memiliki risiko kanker paru.

Mutasi genetik spesifik itu sering ditemui pada pasien kanker paru yang tidak merokok.

Mereka yang memiliki keluarga dekat menderita kanker paru yang tidak merokok juga berisiko tinggi menderita penyakit yang sama.

Baca Juga : Di Tengah Duka Gempa Tsunami Palu, Seorang Ibu Lahirkan Bayi Kembar Tiga!

Radiasi dada

Orang yang pernah menjalani perawatan radiasi di dada mereka (biasanya untuk jenis kanker lain), juga memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker paru-paru, bahkan meskipun tidak pernah merokok.

"Perempuan yang pernah memiliki radiasi sebelumnya untuk kanker payudara atau pasien yang lebih muda yang telah memiliki limfoma Hodgkins dengan radiasi dada, meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi itu tidak umum," kata Dr Lam.

Selain Sutopo, istri komedian senior Indro 'Warkop' juga tengah berjuang melawan kanker paru yang dideritanya.