Kisah Miris Korban Gempa dan Tsunami Palu, Ada Yang Nyaris Tertolong Namun Akhirnya Tewas !

By Riska Yulyana Damayanti, Jumat, 5 Oktober 2018 | 08:44 WIB
Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa berm (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Nakita.id - Sudah satu minggu Indonesia berduka terhadap gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, namun hingga saat ini masih banyak korban yang belum terevakuasi karena kekurangan alat berat misalnya.

Masih banyak lokasi yang perlu adanya pencarian korban seperti di Perumnas Balaroa dan Hotel Roa-Roa dan beberapa daerah lain.

Kedua wilayah tersebut menjadi salah satu wilayah dengan korban yang cukup banyak.

Baca Juga : Diterpa Perceraian, Ternyata Begini Asal Nama Sule yang Membuatnya Tenar Hingga Kisah Lucu Masa Kecilnya

Kemarin ditemukan satu lagi korban di bawah reruntuhan Hotel Roa-Roa seorang atlet paralayang asal Korea.

Selain dari Korea, kemarin juga ditemukan korban meninggal atlet paralayang asal Bandung.

Sebelumnya diketahui ada 7 atlet paralayang yang menginap di Hotel Roa Roa namun baru 5 atlet hingga kemarin yang ditemukan tewas.

Baca Juga : Pernah Alami Berbagai Kejadian Mistis, Begini Curhatan Luna Maya Ketika Harus Berperan Sebagai Suzzanna

Mulanya, jenazah atlet asal Korea ini diketahui keluarganya melalui ciri-ciri yang ada pada tubuh korban yaitu berkepala botak dengan sebuah tanda operasi di bagian perut.

Setelah dievakuasi sebelum dikembalikan ke negara asalnya, atlet ini akan dikremasi di Palu dan barulah abunya dibawa pulang keluarganya ke Korea.

Selain di Hotel Roa-Roa kemarin telah ditemukan jenazah perawat di Rumah Sakit Ananta Pura, Palu.

Baca Juga : Dikabarkan Hamil, Ternyata Istri Raditya Dika Sering Diganggu Makhluk Halus di Rumahnya

Ternyata sebelumnya perawat tersebut telah mengirim pesan singkat setelah kejadian gempa.

Dalam pesan tersebut ia menjelasakan posisinya yang saat itu terhimpit reruntuhan di lantai 3 gedung rumah sakit.

Namun sayang, posisi lantai 3 yang dimaksudnya perawat tersebut sulit dijangkau para tim evakuasi.

Baca Juga : Profesor: Alat Pendeteksi Tsunami di Indonesia Kurang Baik dan Rusak, Begini Perhatian Dunia Terhadap Gempa dan Tsunami di Palu

Setelah berhasil membongkar beton, akhirnya perawat tersebut diketemukan namun sudah dalam keadaan tewas.

"Namun karena posisinya sangat sulit diangkat, akhirnya perawat yang identitasnya belum diketahui tersebut meninggal dunia setelah 3 hari bertahan disela-sela beton bangunan," begitu sebagian isi keterangan pers dari Humas Palang Merah Indonesia (PMI) kamis kemarin (4/10/2018).

Baca Juga : Ruben Onsu Sedang Diteror Hal Mistis, Ternyata Mbah Mijan Sudah Memiliki Firasat Buruk !

Dalam siaran pers tersebut juga disebutkan alasan mengapa masih banyak yang belum dievakuasi dalam reruntuhan rumah sakit karena kurangnya alat berat yang mengangkat beton-beton bangunan. 

oordinator Tim Evakuasi PMI, Syamsul Bahri berharap pemerintah segera menambah alat berat untuk mengangkat beton-beton bangunan dan lumpur yang menimbun beberapa daerah di Palu seperti di Petobo Dewi Sartika, Palu dan Sigigi.

Baca Juga : Bayi Tanpa Wajah, Divonis Bertahan Hidup 2 Minggu, Kemarin Ia Merayakan Ulang Tahun Pertamanya

Rencananya, hari ini akan dilanjutkan kembali untuk mengevakuai di beberapa daerah lain juga seperti di Petobo Dewi Sartika yang kata lurah setempat ada sekitar 8000 warganya yang tinggal di desa tersebut dan masih ada 30% yang belum ditemukan.

Sebelumnya banyak juga korban yang selamat dari gempa dan tsunami seperti seorang laki-laki yang ditemukan selamat di bawah reruntuhan Hotel Roa-Roa dengan posisi bagian perut ke bawah yang tertimpa reruntuhan bangunan.

Baca Juga : Ibunya Meninggal Dunia, Bocah Laki-laki Ajukan Permintaan pada Jokowi: Pak, Ikut Boleh Tidak?

Selain itu ada pula korban selamat yang bernama Siti harus bertahan dengan cara mencari gundukan tinggi sebagai pijakan untuk terhindar dari tanah Perumnas Balaroa yang saat itu ambles secara perlahan. (*)