Nakita.id - Bencana gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, khususnya bagian Palu, Donggala juga Sigi masih menyisakan duka mendalam.
Hingga kini, telah ribuan nyawa ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan diperkirakan, masih ratusan bahkan puluhan jiwa terjebak di balik reruntuhan bangunan, bahkan di balik tanah yang amblas.
Ini lantaran gempa berkekuatan 7,4 SR yang disertai tsunami juga mengakibatkan proses likuifaksi yang membuat dua desa hilang, yaitu Desa Petobo dan Perumahan Balairoa.
Baca Juga : Hanya Ingin Dapat Banyak Komentar di Facebook, Perempuan Ini Sebar Hoaks Tentang Gempa Jakarta & Jawa!
Banyak keluarga yang terpisah dari anggota keluarganya karena gelombang tinggi tsunami dan pergerakan tanah yang terbilang luar biasa.
Ketika banyak orang-orang dewasa mencari keluarganya, anak-anak yang terpisah dari orangtuanya harus pasrah menunggu mukjizat bertemu orangtuanya, meski banyak pula yang sudah berhasil bertemu dan berkumpul bersama.
Banyak anak-anak juga balita jadi korban keganasan gempa yang mengguncang, tepat seminggu lalu, Jumat (28/9/2018).
Bayi-bayi tersebut diberi perawatan intensif, bahkan sampai ada yang harus diungsikan ke daerah lain untuk mendapat perawatan yang lebih mumpuni.
Baca Juga : Ibunya Meninggal Dunia, Bocah Laki-laki Ajukan Permintaan pada Jokowi: Pak, Ikut Boleh Tidak?
Sayangnya, kondisi ini justru dimanfaatkan sebagian orang yang tak ebrtanggung jawab.
Belakangan ini, tersebar di media sosial, khususnya aplikasi WhatsApp melalui pesan berantai menyebut bahwa sebanyak 84 bayi korban bencana alam di Palu siap diadopsi.