Secara Tak Sadar, Kebiasaan Berbohong Anak Didorong Oleh Orangtuanya, Dampaknya Sangat Berbahaya!

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 7 Oktober 2018 | 19:39 WIB
ilustrasi ibu memarahi anaknya (iStockphotos)

Termasuk di antara golongan kebohongan itu yaitu, berpura-pura sakit -- sementara dalam keadaan baik-baik saja, melebih-lebihkan suatu hal tertentu, misalnya berbohong tentang tinggi badan – agar diterima dalam sebuah perkumpulan atau kelompok bahkan pekerjaan yang mematok tinggi badan, dan masih banyak lain.

Orang yang sengaja memalsukan kondisi tersebut memang memiliki keuntungan tersendiri, dalam waktu tertentu.

Tetapi akan berdampak negatif dalam waktu yang cukup lama.

Dan masih banyak lagi kegiatan kebohongan yang dilakukan, dan dianggap sebagai gangguan kepribadian antisosial.

Lalu, apa yang mendasari anak melakukan kebohongan?

Melakukan kebohongan bukan berarti tak memiliki dasar atau alasan.

Meski sudah menjadi kebiasaan, kebohongan pasti memiliki berbagai dasar, kurang lebih seperti yang dijelaskan di atas.

Dan lebih jelasnya, berikut alasan dasar seseorang melakukan kebohongan:

1. Menghindari rasa malu

Baca Juga : 'Jangan Bilang Sama Mama, Ya?' Awas! Suruh Anak Berbohong Akibatnya Bisa Fatal

Menurut Dr Howard Forman, direktur medis Layanan Konsultasi Ketergantungan di Montefiore Medical Center mengatakan bahwa orang yang memiliki kebiasaan berbohong memiliki maksud yang berbeda-beda.

Kebohongan yang akhirnya sudah menjadi gejala gangguan mental tersebut pastilah memiliki dasar.