Secara Tak Sadar, Kebiasaan Berbohong Anak Didorong Oleh Orangtuanya, Dampaknya Sangat Berbahaya!

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 7 Oktober 2018 | 19:39 WIB
ilustrasi ibu memarahi anaknya (iStockphotos)

Nakita.id - Setiap orangtua pasti tak ingin memiliki anak yang memiliki sifat berbohong.

Meskipun dalam berbagai hal, berbohong dianggap baik, nyatanya, berbohong justru akan berimbas buruk bagi masa depan juga kelangsungan hidup manusia.

Kebiasaan berbohong ini agaknya memang harus dihindari orangtua dari anak-anaknya.

Di masa pertumbuhan dan perkembangan, anak-anak biasanya akan mengimitasi atau menirukan hal-hal yang orangtua atau lingkungan sekitarnya lakukan.

Tak jarang, ia melakukan beberapa poin yang membuatnya justru terjebak dalam kemarahan orangtua, lantaran melakukan hal yang tak sebaiknya dilakukan.

Meski sudah diingatkan, kadang anak-anak memang belum memiliki kontrol untuk dirinya sendiri, bagaimana suatu hal yang ia lakukan bisa menguntungkan atau merugikan.

Bahkan, kebiasaan berbohong akan membuat sifat tersebut seolah sudah menjadi refleks diri dan juga berlanjut hingga dewasa, sehingga menyebabkan masalah yang signifikan bagi kehidupan pribadi dan sosialnya.

Kebohongan kompulsif akan menunjukkan gangguan dasar pada pribadi anak, yang tanpa disadari bisa mengganggu tumbuh kembang bahkan prestasinya.

Kebohongan seolah terus berkembang. Bahkan mereka memilih berpegang teguh pada kebohongannya, meski ia sadar yang dilakukan salah.

Itu bukanlah suatu hal yang tabu. Karena kebiasaan berbohong akan melekat dan justru akan membuat seorang anak merasa nyaman ketika dirinya berbohong pada orang-orang sekitarnya.

Melansir dari Parenting.com, Michael Brody, MD, seorang psikiater anak mengatakan bahwa tidak ada saat anak-anak usia 3 hingga 6 tahun melakukan kebohongan.

Baca Juga : Banjir Meme #SaveRioDewanto Setelah Ratna Sarumpet Terbukti Bohong, Begini Dampak Menantu yang Miliki Mertua Ucap Kebohongan