Berita Kesehatan Akurat: Obat Demam pada Anak, Ibuprofen atau Parasetamol?

By Nia Lara Sari, Senin, 8 Oktober 2018 | 14:48 WIB
Obat demam untuk anak, parasetamol atau ibuprofen? (Thinkstock)

Nakita.id - Ibuprofen dan parasetamol adalah dua obat OTC (Over the Counter) atau obat bebas tanpa resep dokter yang paling sering digunakan untuk mengobati demam pada anak-anak.

Namun, ibuprofen dan parasetamol berbeda dalam cara kerjanya, seberapa cepat mereka bekerja, dan berapa lama mereka bertahan di dalam tubuh.

Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Dosis Parasetamol untuk Anak Menurut Dokter

Selain itu ibuprofen dan parasetamol juga memiliki atauran pada siapa mereka dapat diberikan, dan risiko efek samping dan interaksi dengan obat lain.

Berbicara mengenai demam, demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38° C, dan merupakan respons alami terhadap infeksi di dalam tubuh.

Demam juga bisa juga terjadi setelah menerima vaksinasi.

Obat-obatan tidak selalu diperlukan untuk meredakan demam anak, kebanyakan bayi dan anak-anak dapat mentolerir demam ringan (misalnya 38°-38,5° C) tanpa obat, dan lebih membutuhkan asupan cairan daripada obat.

Nah, berikut bedanya parasetamol dan ibuprofen:

1. Parasetamol

Parasetamol adalah salah satu obat OTC yang paling sering digunakan untuk menghilangkan rasa sakit di Australia.

Baca Juga : Tanda Kehamilan Normal 1 Bulan Pertama, Lakukan Beberapa Hal Ini

Parasetamol ini dapat digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang, serta demam pada anak-anak.

Parasetamol hanya memiliki efek minimal terhadap peradangan.

Parasetamol adalah bahan aktif dalam sejumlah produk OTC untuk anak-anak, termasuk tetes, suspensi, tablet dan supositoria (melalui anus).

Dosis

Produk yang dijual bebas yang mengandung parasetamol untuk digunakan pada anak-anak dari usia 1 bulan keatas, atau minimal berat badan 4 kg.

Sadarilah bahwa, setiap merek dan formulasi yang berbeda, dapat mengandung jumlah parasetamol yang berbeda pula.

Jadi, harus selalu mengacu pada petunjuk pada label atau kemasan, dan minta dokter untuk mengkonfirmasi dosis yang tepat untuk anak kita.

Baca Juga : Kenali Tanda-Tanda Endometritis, Infeksi Rahim yang Kerap Diabaikan Setelah Melahirkan

Cara kerja

Parasetamol bekerja menghambat produksi prostaglandin, dengan cara menghambat enzim Cyclooksigenase (COX).

Di dalam tubuh sendiri diketahui terdapat 3 macam enzim COX, yaitu COX1, COX2 dan COX3.

Parasetamol menghambat prostaglandin yang lebih banyak berada di otak dan sistem saraf pusat, yaitu COX 3.

Dengan dihambatnya produksi Prostaglandin, thermostat hipotalamus (pengatur suhu tubuh) dapat kembali bekerja normal, dan akan menurunkan suhu tubuh (efek antipiretik).

Selain itu, karena Prostaglandin merupakan zat yang menyebabkan rasa nyeri, dengan dihambatnya produksi Prostaglandin, maka rasa nyeri pun akan berkurang (efek analgesik).

Baca Juga : Sangat Sayang dengan Pengasuhnya, Rafathar Menangis Saat Raffi Lakukan ini pada Lala

Cara pakaiParasetamol biasanya diberikan setiap 4-6 jam, tetapi tidak lebih dari 4 kali sehari.

Tidak disarankan untuk memberikan parasetamol pada anak selama lebih dari 2 hari berturut-turut tanpa konsultasi dengan dokter.

Jika dikonsumsi secara oral (melalui mulut) parasetamol akan bekerja pada nyeri atau demam dimulai dari 30 menitsetelah dikonsumsi.

Ketika diberikan sebagai supositoria (melalui anus), ia bekerja lebih lambat, membutuhkan waktu hingga 90 menit untuk bekerja.

Efek samping

Semua obat dapat memiliki efek samping. Kita dapat mengurangi kemungkinan anak merasakan efek samping dengan menggunakan dosis obat terendah untuk jangka waktu terpendek.

Parasetamol umumnya dianggap aman dengan insidensi efek samping yang rendah ketika dikonsumsi dengan benar (sesuai dengan petunjuk pada atau dalam kemasan).

Namun, anak-anak yang memiliki penyakit hati atau ginjal, atau yang menderita kekurangan gizi, akan lebih mudah mengalami efek samping tertentu ketika mengonsumsi parasetamol.

Baca Juga : Jarang Diketahui, Ini Manfaat Menakjubkan Buah Belimbing Bagi Tubuh!

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah salah satu antiinfrlamasi non-steroid (NSAID) yang paling umum yang digunakan untuk anak-anak Australia.

Ibuprofen juga dapat digunakan untuk mengobati nyeri ringan dan sedang serta demam.

Tidak seperti parasetamol, ibuprofen juga dapat mengurangi peradangan.

Ibuprofen adalah bahan aktif dalam sejumlah produk OTC untuk anak-anak, termasuk suspensi dan tablet kunyah. Saat ini tidak tersedia dalam bentuk supositoria (melalui anus).

Baca Juga : Meski Tak Dihadiri Beberapa Orang Terkasih, Ulang Tahun Istri Indro Tetap Hangat

Dosis

Produk yang dijual bebas yang mengandung ibuprofen sebagai bahan aktif disetujui untuk digunakan pada anak-anak dari usia 3 bulan ke atas, atau dengan berat badan 6 kg dan lebih.

Dosisnya pun harus disesuaikan pada label yang tertera, karena kandungan ibuprofen pada setiap merek berbeda.

Cara kerja

Sama halnya dengan parasetamol, ibuprofen juga bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin dengan cara menghambat enzim Cyclooksigenase (COX). 

Efeknya yaitu penurunan suhu tubuh (efek antipiretik) dan penurunan nyeri (efek analgesik).

Cara pakai

Ibuprofen biasanya diberikan setiap 6–8 jam sekali, tetapi tidak lebih dari 3 kali sehari.

Seperti halnya parasetamol, kita tidak dianjurkan memberi ibuprofen kepada anak lebih dari 2 hari berturut-turut tanpa konsultasi dengan dokter.

Baca Juga : 5 Benda Ini Tidak Boleh Dipinjamkan pada Orang Lain, Berbahaya!

Anak biasanya akan mulai merasa sakit atau demam berkurang setelah 15 menit mengonsumsi ibuprofen secara oral.

Efek samping

Efek samping dari ibuprofen bervariasi kemungkinan efek samping dari ibuprofen termasuk mual dan diare.

Kita juga harus berhati-hati saat memberikan ibuprofen kepada seorang anak yang memiliki gangguan hati atau ginjal.

Untuk pemilihan anatara parasetamol dan ibuprofen itu sendiri, sesuaikan saja dengan kebutuhan. (*)