Nakita.id - Seorang pria yang mengidap kanker langka, pada awalnya didiagnosis terkena demam hay, telah meninggal secara tragis.
Demam hay merupakan nama lain dari alergi rhinitis, di mana seseorang alergi terhadap alergen, seperti serbuk sari atau debu.
Aaron Winstanley, didiagnosis dengan rhabdomyosarcoma alveolar (kanker yang tumbuh dari otot rangka) pada Agustus 2016 setelah ia terkena sinus dan masalah penyumbatan hidung.
Baca Juga : Khawatir Kena Kanker Serviks, Tantri Kotak Lakukan Vaksinasi
Teknisi turbin angin dari Barton di Lincolnshire ini yakin dia menderita kanker, tetapi para dokter awalnya percaya dia hanya menderita demam dan memberinya steroid, antibiotik dan anthihistamin.
Beberapa bulan kemudian, setelah Aaron menjadi buta di satu mata, kankernya baru terdeteksi.
Tes mengungkapkan penyakit itu telah menyebar dari pipi kirinya ke seluruh tubuhnya.
Kemudian Aaron memutuskan untuk menikahi kekasih masa kecilnya, Saraya, yang dia temui di SMA dan sudah memulai hubungan sejak lima tahun yang lalu.
Dia menjalani jadwal kemoterapi dan radioterapi yang sangat melelahkan, tetapi pasangan itu percaya bahwa satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup jangka panjang adalah pengobatan yang disebut imunoterapi, yang tidak tersedia di NHS.
Biayanya sebesar £ 300.000 (Rp5,8 miliar) untuk perwatan pribadi dan hanya tersedia di Klinik Hallwang di Dornstetten, Jerman.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | Mirror |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR