Sang Istri Meninggal, Indro Warkop 'Bagai Berjalan Satu Kaki' Sambil Berkaca-kaca!

By Shevinna Putti Anggraeni, Rabu, 10 Oktober 2018 | 14:06 WIB
Indro Warkop seperti berjalan dengan satu kaki setelah kehilangan istrinya (Instagram/indrowarkop_asli)

Nakita.id - Kepergian Nita Octobijanthy pasti meninggalkan kesedihan dan duka mendalam untuk Indro Warkop.

Selama 37 tahun hidup bersama, mulai kemarin Selasa (9/10) malam Indro Warkop harus melangkahi kehidupannya sendiri tanpa sang istri.

Nita Octobijanthy, istri Indro Warkop meninggal karena kanker paru-paru, Selasa (9/10) malam di Rumah Sakit MMC.

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal, Kakaknya Sudah Punya Firasat Dengar Kata Dokter Minggu Lalu

Kesetiaan dan kasih sayang Indro selama mendampingi sang istri melawan kanker menyentuh hati penggemar dan juga seluruh masyarakat Indonesia.

Ia adalah sosok suami idaman yang tahu betul caranya memuliakan dan mengasihi seorang perempuan, khususnya pendamping hidup.

Meski begitu Indro Warkop merasa selama puluhan tahun perkawinan mengaku tak banyak melakukan apapun untuk sang istri.

Sebaliknya, Indro merasa istrinya selalu berusaha meladeni dan memberikan segalanya untuk hidupnya yang lebih baik.

"Ya Allah 37 tahun perkawinan ini, 36 tahun ngurus saya. Banyak yang dia lakukan untuk saya, tapi sedikit yang saya lakukan untuk dia. Itu yang kemudian untuk ngebalesnya saya gitu," kata Indro mengutip dari salah satu tayangan selebriti di Trans TV.

Baca Juga : Ungkapan Aaliyah Anak Reza Artamevia, Begini Hubungannya Dengan Angelina Sondakh dan Keanu!

Karena itu, Indro berpikir sosoknya harus mendampingi dan mengutamakan sang istri selama berjuang melawan kanker setahun terakhir ini.

Bukan sekedar menemani, Indro juga melakukan banyak hal yang hampir tidak pernah dilakukan selama perkawinan.

"(Saya) tiba-tiba romantis, takut kehilangan dia jujur aja saya takut banget. Ketika ini (sakit) saja saya sudah merasa kehilangan dia. Saya sudah kehilangan kaki saya, seolah-olah jalan kok kaki satu ya. Analoginya ya," tutur Indro dengan mata mulai berkaca-kaca.

Indro mengatakan ungkapan orang Jawa tentang istri atau 'garwa' memang benar terjadi padanya.

Ia menganggap Nita adalah belahan nyawanya yang membuat hidupnya begitu terasa sempurna.

Dengan meninggalnya Nita membuat Indro merasa ibarat kehilangan sepatuh fisiknya.

Baca Juga : Tangis Bang Tigor Pecah Dengar Suara Kekecewaan Anaknya Usai 3 Minggu Tak Bertemu!

"Jadi kalau orang Jawa bilang 'garwa', garwa itu istri, (kepanjangan) sigaraning nyawa, belahan nyawa, belahan hati lah," tutupnya.

Lagi-lagi Indro harus kehilangan seseorang yang disayangi dan penting dalam hidupnya karena kanker paru-paru.

Sebelumnya ia kehilangan temannya Dono Warkop juga karena mengidap kanker paru-paru seperti istrinya.

Walau kepergian Nita meninggalkan duka untuk Indro dan keluarga, anaknya tetap bersyukur masih bisa merayakan ulang tahun sang ibu.

Satya Paramita Hada Dwinita, putri Indro Warkop bersyukur bisa mendampingi ibunya selama sakit hingga hari terakhir.

"Alhamdulilah aku tuh mengalami setiap hari, sejak hari vonis Mami sakit. Kalau misalkan momen khusus, gimana ya, aku sama Mami benar-benar dari ujung kepala sampai ujung kaki," tutur Hada.

Baca Juga : Prahara Hidup Reza Artamevia, Mantan Istri Adjie Massaid yang Banyak Terjebak Kasus Usai Cerai!

"Jadi, semua yang aku lakukan untuk Mami selama sakit sepertinya semua berarti. Aku beruntung banget sih bisa punya waktu untuk merawat Mami," kata Hada dikutip dari Kompas.com.

Sayangnya, saat detik-detik terkahir sang ibu, Hada justru tidak bisa menemani di sampingnya.

Ketika itu Hada sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit dan sudah hampir sampai.

"Dia tuh segalanya. Aku enggak pernah ngebayangin, gimana hidup aku tanpa Mami. Sampai tadi malam, sampai akhirnya aku yakin, mungkin benar ya orang itu enggak mau biarin orang yang paling dekat itu melihat sakitnya dia.

Jadi, di saat meninggal, hanya aku yang enggak ada di kamar itu dan itu posisinya aku tiga menit lagi sampai di rumah sakit," sambungnya.

Namun, Hada sempat berpamitan dengan ibunya untuk pulang sebentar karena urusan kerja dan berjanji akan segera kembali walau pada akhirnya sang ibu meninggal dunia.