Kareena Kapoor Berani Gaji Pengasuh Puluhan Juta Hingga Gisel Dekat dengan Pengasuh, Bukti Pentingnya Pengasuh Bagi Kehidupan

By Kirana Riyantika, Rabu, 17 Oktober 2018 | 19:51 WIB
Kareena Kapoor berani gaji pengasuh puluhan juta sebulan hingga Gisella Anastasya yang sangat dekat dengan pengasuh (instagram@instabolly@gisel_la)

Baca Juga : Tanda-tanda Kehamilan 4 Bulan yang Normal Terjadi, Catat Yuk Moms

Apakah si pengasuh seseorang yang berkepribadian hangat? Kita bisa menilai saat ia berinteraksi dengan anak.

Apakah ia sering tersenyum dan bisa membuat anak kita tertawa; apakah ia membacakan cerita sambil membelai kepala si kecil; apakah ia melakukan kontak mata yang intensif saat ngobrol dengan anak; apakah ia sering memeluk, terutama saat anak kita sakit.

Penelitian membuktikan, berpelukan dengan orang terdekat minimal 12x dalam sehari akan memperkuat daya tahan tubuh.

Pelukan akan memberikan perlindungan yang luar biasa dan memenuhi kebutuhan anak batita akan rasa aman.

3. Tidak mudah menyalahkan anak

Si Kecil belajar untuk merasa aman dan percaya diri saat mengeksplorasi lingkungan. Ia mulai belajar merangkak, berjalan, berlari, dan sebagainya.

Karena masih pada tahap belajar, sangat wajar jika ia berulang kali jatuh. Rasa aman dan percaya diri anak tumbuh dari respons positif orang sekitar saat ia mengalami kegagalan, misalnya jatuh saat berlari. Reaksi pengasuh yang mengkritik, misalnya: “Tuh kan nggak hati-hati sih, jatuh deh kamu,” bisa menghambat kepercayaan diri anak.

Atau mungkin kita pernah menyaksikan pengasuh yang sibuk “menyalahkan” lantai ketika anak jatuh.

Sikap ini juga tidak baik karena menggiring pemahaman yang salah bagi anak dan bisa membentuk habit menyalahkan pihak luar.

4. Tidak terlalu overprotective

Sikap yang juga tidak efektif yaitu overprotektif dengan melarang ini-itu. Sikap ini akan menghambat inisitiatif dan rasa ingin tahu anak untuk bereksplorasi.

Sikap yang positif adalah mendukung dan empati. Lebih baik katakan: “Nak, kamu jatuh ya? Sakit nggak? (sambil anak dipeluk) Baik, kita coba lagi ya.. kamu pasti bisa.”

 Dengan demikian, akan tumbuh kepercayaan diri anak untuk terus mencoba hingga akhirnya menguasai dengan baik.

Anak akan mengerti bahwa tidak apa-apa untuk jatuh berkali-kali karena ada yang mendukung untuk mencoba kembali.

Baca Juga : Anak Jokowi Dikabarkan Akan Beli Rumah Laudya Cynthia Bella, Penjaga Rumah: Pengawalnya Banyak!

5. Biarkan anak berkreasi

Si Kecil mulai ingin melakukan sesuatu sendiri. Ia senang memindahkan barang-barang di sekitarnya, ikut sibuk bersama Papa mengatur sepatu, ikut sibuk bersama Moms “bekerja” di dapur.

Tentu saja kita tidak dapat mengharapkan kerapian dari aktivitas ini, malah yang sebaliknya. Rumah biasanya akan lebih berantakan dan kotor. 

Pengasuh perlu memberikan ruang kepada anak untuk aktivitas “beres-beresnya” ini. Anak memerlukan kebebasan dan persetujuan. 

Si Kecil belum cukup memahami benda-benda yang berbahaya sehingga pengasuh perlu diarahkan untuk  menata ruangan agar lebih aman.

Jauhkan barang-barang pecah belah dan benda-benda tajam. Yang terpenting adalah sikap mendukung agar anak bisa bebas menikmati aktivitasnya.

6. Mengajarkan anak untuk komunikasi

Si Kecil mulai belajar berkomunikasi. Tidak hanya melalui bahasa verbal, namun ia juga peka terhadap intonasi dan ekspresi wajah.

Kemampuan berkomunikasi anak bisa kurang berkembang jika pengasuhnya lebih suka mendudukkannya di depan teve berjam-jam.

Sebab, untuk belajar berkomunikasi, tidak ada metode yang lebih efektif dibandingkan berkomunikasi langsung, dengan bertatapan mata, senyum, dan dialog dua arah meski dengan kosakata yang masih terbatas.

Baca Juga : Anak Jokowi Dikabarkan Akan Beli Rumah Laudya Cynthia Bella, Penjaga Rumah: Pengawalnya Banyak!

7. Mengajarkan disiplin

Si Kecil mulai belajar aturan dan disiplin. Sosialisasikan jadwalnya  dari bangun hingga tidur kepada pengasuh.

Disipilin  terutama dikembangkan dari konsistensi waktu dan perilaku. Tubuh anak akan membentuk sistem disiplinnya sendiri jika dibiasakan untuk mengikuti pola aktivitas dengan konsisten.

8. Memberikan contoh yang baik untuk anak

Si kecil akan menyerap 100% yang dikatakan dan cara kita berperilaku. Karena otaknya belum mampu menganalisis sebab akibat, ia akan menyerap saja apa yang ia dengar, lihat, dan dialaminya.

Oleh karena itu, didik pengasuh untuk memberikan contoh-contoh yang baik untuk anak.

Anak akan mencontoh dengan segera ucapan terima kasih, memberikan salam, berkata lembut, berolahraga, nyayian, dan lain-lain.