Angelina Sondakh Hingga Arumi Bachsin Pernah Hampir Bunuh Diri, Ini Ciri Orang yang Rentan Bunuh Diri

By Kirana Riyantika, Senin, 22 Oktober 2018 | 07:22 WIB
Angelina Sondakh hingga Arumi Bachsin pernah coba bunuh diri, ini ciri orang yang rentan bunuh diri (Wartakota HenryLopulalan/instagram@arumi_arumi_94)

Menurut penelitian, banyak remaja yang diadopsi menunjukkan tanda-tanda gangguan psikotik sekaligus penyalahgunaan narkoba.

Sebuah studi baru-baru ini yang melibatkan remaja asal Minnesota mengungkapkan, 47 dari 56 kasus bunuh diri dilakukan oleh remaja yang diadopsi.

Ini biasanya dipicu oleh perselisihan keluarga, stres akademis, perilaku lingkungan, dan mood negatif.

Selain itu, remaja yang mengetahui bahwa dirinya anak adopsi cenderung merasa kurang percaya diri di kehidupannya dan rentan mengalami kerapuhan dalam hal mental.

Baca Juga : Mike Tyson Miliki Kehidupan Seksual yang Menyimpang, Ini Faktanya

4. Orang dengan gegar otak

Cidera otak karena trauma dapat merusak kesehatan saraf orang, terutama remaja yang masih bertumbuh.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan, gegar otak juga berhubungan dengan kematian dini, yang paling sering adalah akibat bunuh diri.

Remaja yang mengalami gegar otak tiga kali lebih mungkin untuk bunuh diri.

5. Pemusik

Steve Sack, direktur di Center for Suicide Research dan profesor di Wayne State Uniersity menjelaskan, laju bunuh diri di antara pemusik tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.

Ini karena pekerja seni, termasuk penulis, aktor, atau pelukis, lebih rentan terpapar depresi dan pikiran-pikiran bunuh diri.

Tanda-tanda orang ingin bunuh diri

Bila Moms memiliki teman, saudara, kerabat, atau mungkin pasangan (dan mungkin juga mantan) yang depresi dan gelagatnya terlihat seperti ingin bunuh diri, jangan dibiarkan. Moms mungkin bisa menghiburnya atau membuatnya lepas dari rasa depresi.

Ada beberapa tanda orang ingin bunuh diri atau merencanakan untuk mengakhiri hidupnya, yaitu:

- Selalu berbicara atau berpikir tentang kematian.

- Depresi klinis (kesedihan mendalam, kehilangan minat, sulit tidur dan makan) yang semakin lama semakin memburuk.

- Memiliki “harapan untuk mati”, sering nekat dan melakukan hal-hal yang berisiko menyebabkan kematian, seperti ngebut di jalan atau menerobos lampu merah.Kehilangan minat terhadap sesuatu yang sebelumnya sangat ia sukai.

Baca Juga : Penata Rias ini Bocorkan Rossa dan Afgan Sudah Menikah, Ternyata Bukan yang Pertama Kalinya!

- Sering bilang bahwa hidupnya hancur, tidak ada harapan, bahwa ia tidak bisa membantu apapun, dan tidak berguna.

- Mudah menyerah, keinginan berubah-ubah.

- Sering mengatakan kalimat seperti “Akan lebih baik kalau aku tidak ada,” atau “Aku ingin mati saja”.

- Tiba-tiba, secara tidak terduga berubah dari sangat sedih menjadi sangat tenang dan bahagia.

- Membicarakan tentang bunuh diri atau membunuh seseorang.

- Bertemu atau menghubungi teman dan keluarga untuk mengatakan selamat tinggal. Bisa lewat percakapan langung atau lewat surat.

-Orang-orang yang gerak-geriknya memperlihatkan tanda-tanda peringatan di atas, terutama jika orang tersebut pernah mencoba bunuh diri sebelumnya.

Berdasarkan American Foundation for Suicide Prevention, seperti dikutip WebMD, antara 20%-50% orang yang memutuskan untuk bunuh diri, sebelumnya pernah berencana bunuh diri.

Jika Moms  bertemu dengan orang yang depresi dan berbicara tentang bunuh diri, membuat gerakan seperti ingin bunuh diri, atau berencana bunuh diri, perlakukanlah sebagai keadaan darurat.

Dengarkan orang tersebut, tapi jangan coba untuk berdebat dengannya. Segera cari bantuan dari petugas profesional seperti polisi, psikiater, atau dokter.