Diejek Karena Bentuk Fisiknya, Seorang Pria Dalangi Pembunuhan Satu Keluarga di Medan

By Diah Puspita Ningrum, Selasa, 23 Oktober 2018 | 14:05 WIB
Ilustrasi pembunuhan (Pixabay/geralt)

Nakita.id - Kasus pembunuhan satu keluarga di Deliserdang, Medan, Sumatra Utara menggegerkan publik.

Pasalnya, pelaku bukan hanya membunuh, namun juga membuang jasad korban ke sungai untuk menghilangkan jejak.

Dilansir dari Tribun Video, polisi membekuk sejumlah tersangka terkait kasus pembunuhan ini.

Baca Juga : Bercerai Karena Diselingkuhi, Nafa Urbach Masih Betah Sendiri, Trauma?

Motif pembunuhan ini diduga karena faktor sakit hati dan dendam.

Menurut keterangan Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto saat konferensi pers di RS Bhayangkara, Senin (22/10/2018) diketahui bahwa pelaku membunuh korban karena sakit hati.

"Pemeriksaan sementara karena mereka sakit hati. Karena bentuk fisik pelaku sering diolok-olok lantaran besar," kata Agus seperti dilansir Tribun Video.

Baca Juga : Zack Lee Mengaku Selingkuh dari Nafa Urbach, Ini Alasan Pria Berselingkuh!

Suniati, istri dari Muhajir sering mengejek otak pelaku pembunuhan Agus Hariyadi dengan sebutan 'Gajah Wes Teko' atau 'Gajah Sudah Datang' dan hal tersebut membuat pelaku mendendam.

Mendapatkan olok-olok dari Suniati tersebut, pelaku balas mengejek mereka dengan sebutan 'Tuyul'.

Pembunuhan satu keluarga ini dilakukan oleh tiga orang, didalangi oleh Agus dan satu orang tambahan bertugas menghilangkan barang bukti.

Baca Juga : Zack Lee Mengaku Selingkuh dari Nafa Urbach, Ini Alasan Pria Berselingkuh!

Agus Hariyadi (40) dibantu oleh Rio Suryaningrat (40) bertugas mengikat dan mengancam para korban.

Pelaku tambahan yang bertugas menghilangkan jejak dengan cara membuang korban ke sungai adalah Dian Syahputra (29).

Sementara satu lagi tersangka bernama Yayan ditugaskan untuk menyembunyikan barang bukti pembunuhan berupa sangkur dalam senjata api rakitan.

Baca Juga : Makan Daging Bebek Saat Hamil Punya Manfaat yang Tak Terduga

Sebelumnya, manajer PT Domas, Muhajir sempat dilaporkan hilang selama tiga hari dan diketemukan dalam keadaan tewas di sungai Blumei, STM Hilir, Tanjung Morawa.

Ia dinyatakan hilang bersama istri dan juga anak mereka.

Jasad Muhajir ditemukan pada 11 Oktober 2018 berjarak 6 kilometer dari lokasi pembuangan.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Ingin Buang Air Kecil Terus, Hati-hati Idap Penyakit Ini!

Tiga hari berselang, yakni tanggal 14 Oktober 2018 jasad anak Muhajir, bernama Solihin ditemukan dengan karak 7 kilometer dari lokasi pembuangan.

Terakhir, jasad Suniati ditemukan pada 17 Oktober 2018 tepat seminggu setelah dinyatakan hilang.

"Sampai saat ini motif para tersangka melakukan pembunuhan karena adanya unsur sakit hati karena diolok-olok oleh korban.

Dari hasil penyelidikan dan rekonstruksi nanti akan jelas peran masing-masing pelaku," tutup Agus.