"Sorry-sorry banget ya, kalau kalian ke sana, kalian bakal sedih banget.
Ngelihat ada tulisan-tulisan di rumah, ada tulisan-tulisan 'istana saya rubuh', mereka cuma tinggal di tenda terpal terus mereka beralaskan karpet, itu juga karpet sisaan yang di potong-potong gitu, dan itu satu tenda ada 10 kepala keluarga," cerita Awkarin.
Baca Juga : Diet 16: 8 Efektif Menurunkan Berat Badan, Tapi Adakah Risikonya?
Kendati begitu, Karin merasa senang bisa membantu meringankan beban kesedihan para korban bencana Palu.
"Aku diterima sama sekolah relawan, aku diajarin di sana.
Ada edukasi yang aku dapat, aku pun senang melihat anak-anak yang masih bisa tersenyum meski dalam kondisi yang seperti ini," pungkasnya.