Nakita.id - Belum sembuh duka masyarakat Indonesia dari bencana gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah.
Palu, Donggala hingga Sigi diguncang gempa berkekuatan 7,4 SR dan disusul tsunami dalam waktu yang berdekatan.
Seketika, gelombang tsunami meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Palu dan gempa merusak ratusan bahkan ribuan rumah penduduk.
Hingga kini, sudah lebih dari 2.000 jiwa dinyatakan meninggal dunia, sedangkan puluhan ribu jiwa menjadi korban dan hingga kini masih bertahan di beberapa titik pengungsian.
Baca Juga : Semula Diremehkan Jadi Wakil Wali Kota Palu, Pasha Ungu Tunjukkan Tindakan Nyata Bangkitkan Lagi Palu
Namun ada pula yang dibawa ke luar kota untuk mendapat perawatan dan juga upaya menghilangkan trauma mendalam.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat pasti menyimpan trauma mendalamnya, terutama bagi anak-anak.
Mereka yang masih kecil mau tak mau harus rela menelan pil pahit, melihat rumahnya rata dengan tanah, barang-barangnya hanyut dan hancur tertimpa reruntuhan.
Belum lagi, banyak di antara mereka yang kehilangan orangtuanya, atau hingga kini orangtuanya belum ditemukan karena masih terlahap lumpur likuifaksi yang memakan beberapa perkampungan di Palu.
Bahkan, anak-anak yang harusnya meneruskan pendidikan mereka demi kemajuan masa depan bangsa kini banyak yang belum bisa bersekolah lagi.
Sejumlah sekolah rusak parah hingga anak-anak terpaksa kehilangan pendidikannya.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | Kompas.com,The Guardian,mental for help,prychology.org |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR