Nakita.id - Selebgram Karin Novilda atau yang lebih dikenal dengan nama Awkarin sempat menuai kontroversi karena gaya hidupnya.
Karin dikenal kerap membagikan unggahan gaya hidup yang kerap dicap negatif.
Beberapa waktu lalu, warganet dibuat kaget saat Karin memutuskan untuk menutup akun Instagram miliknya @awkarin.
Baca Juga : Unggahan Maia Estianty Jadi Bukti, Resmi Menikah dengan Irwan Mussry?
Hal tersebut ia tulis secara langsung dalam unggahan Instagram Story pada Jumat (12/10/2018).
"Bye bye Instagram," tulisnya.
Sempat tidak aktif bermain media sosial, foto-foto Karin justru muncul disebuah akun relawan @sekolahrelawan untuk membantu korban gempa tsunami Palu.
Setelah berpamitan untuk meninggalkan media sosial, Awkarin pergi untuk menjawab panggilan kemanusiaan demi membantu korban bencana gempa tsunami Palu dan Donggala.
Baca Juga : Film Perdana Zaskia Gotik Sepi Peminat, Zaskia: Ini Dulu Ide Julia Perez!
Karin rela jauh-jauh pergi ke Sulawesi Tengah untuk memberikan dukungan moral kepada pengungsi dan korban gempa tsunami Palu.
Dara kelahiran 1997 ini pun menceritakan pengalamannya sebagai relawan untuk membantu korban bencana alam di Palu dalam acara Millenial Fest, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Dilansir dari Tribun Kaltim, Karin mengatakan bahwa menjadi relawan di Palu bukanlah kegiatan sosial pertama yang ia lakoni.
Baca Juga : Dikenal Mesra, Kesha Ratuliu dan Wafda Saifan Malah Putus? Pamer Kemesraan Tak Jadi Ukuran Bisa Awet!
"Itu bukan pertama kali acara sosial yang aku lakuin, tapi aku pertama kali jadi relawan, aku berangkat ke Palu lewat kitabisa.com dan aku merasa bertanggung jawab dan ke sana aku langsung memutuskan ke Palu aku udah nyari sekolah relawan," ungkap Awkarin."Ketika aku memutuskan untuk menjadi relawan aku cari tahu dulu, link mana yang terima aku, dan jujur aku sempat juga ditolak, aku udah nyari sekolah relawan, aku nggak diterima emang ditolak di sana masih labil belum stabil," tambahnya.
Sesampainya di sana, Karin mengaku sedih melihat kondisi kota Palu pasca diterjang gempa dan tsunami.
Baca Juga : Fenomena Cerai Makin Menjamur, 5 Negara Ini Punya Angka Perceraian Tertinggi! Berikut Motifnya
Karin pun tidak dapat membendung air matanya ketika menceritakan pengalamannya itu.
Menurutnya, para korban bencana tersebut hanya tidur di tenda-tenda dan beralaskan karpet tipis.
"Sorry-sorry banget ya, kalau kalian ke sana, kalian bakal sedih banget.
Ngelihat ada tulisan-tulisan di rumah, ada tulisan-tulisan 'istana saya rubuh', mereka cuma tinggal di tenda terpal terus mereka beralaskan karpet, itu juga karpet sisaan yang di potong-potong gitu, dan itu satu tenda ada 10 kepala keluarga," cerita Awkarin.
Baca Juga : Diet 16: 8 Efektif Menurunkan Berat Badan, Tapi Adakah Risikonya?
Kendati begitu, Karin merasa senang bisa membantu meringankan beban kesedihan para korban bencana Palu.
"Aku diterima sama sekolah relawan, aku diajarin di sana.
Ada edukasi yang aku dapat, aku pun senang melihat anak-anak yang masih bisa tersenyum meski dalam kondisi yang seperti ini," pungkasnya.