Tinggalkan Istri dan 2 Anak, Kopilot Lion Air JT 610 Seharusnya Tidak Boleh Terbang Karena Sedang Alami Hal Ini

By Rosiana Chozanah, Senin, 29 Oktober 2018 | 19:56 WIB
Adiknya heran Harvino, Kopilot Pesawat Lion Air JT 610, ikut terbang (Warta Kota/Kompas.com)

Nakita.id - Pesawat JT 610 maskapai Lion Air dikabarkan jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10) pukul 06.33 WIB, 13 menit setelah pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Depati Amir.

Pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang ini membawa sebanyak 181 penumpang, yang terdiri dari satu pilot, satu kopilot serta 5 FA (flight attendant).

Basarnas memprediksi banyak korban yang masih berada di badan pesawat Lion Air JT 610.

Baca Juga : Pesawat JT 610 Lion Air Jatuh, Ini Deretan 5 Tragedi Pesawat Paling Tragis di Indonesia

Baca Juga : Makna Seragam Pramugari Indonesia Mulai dari Lion Air Hingga Garuda

"Saya perkirakan banyak korban masih di dalam pesawat. Oleh karena itu, kami terus lakukan penyelamatan untuk menemukan badan pesawat," tutur Direktur Operasi Badan SAR Nasional, Bambang Suryo Aji.

Salah satu korbannya adalah kopilot bernama Harvino, yang sejak sore tadi rumahnya sudah didatangi keluarga dan kerabat.

Rumah Harvino berada di Serpong Green Park 2, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.

Hal itu disampaikan oleh Yoka, sekuriti Serpong Green Park 2, yang mengaku sudah menerima beberapa tamu dari keluarga Kapten Harvino.

Selama hidupnya, Harvino dikenal sebagai orang yang ramah terhadap warga sekitar dan aktif.

Ia juga gemar berolahraga baik pagi maupun sore hari.

"Kalau lagi enggak pergi, Bapak Harvino lari pagi, lari sore," tutur Yoka, melansir Warta Kota.

Sebelum menjalankan tugasnya ini, ternyata dirinya sempat tidak diperbolehkan terbang karena sedang sakit gigi.

Baca Juga : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Setelah 13 Menit Lepas Landas, Ternyata Pesawat Ini Baru Beroperasi 2 Bulan

Baca Juga : Gaya Artis Indonesia Terkenal Indonesia Dengan Model Busana Slip Dress yang Sering Dikira Daster

Hal ini dikatakan oleh sang adik, Vinni Wulandari, bahwa kakaknya belum lama ini melakukan pemeriksaan terkait lubang di giginya.

Dari kondisi kakaknya ini, seharusnya Harvino tidak dibiarkan terbang.

"Saya tahu kemarin-kemarin itu kan memang dia kan seharusnya enggak boleh terbang, ada giginya lubang, dia abis medical check up kemarin itu, jadi seharusnya enggak boleh terbang, cuma enggak tahu kenapa terbang," ujar Vinni.

Vinni mendapatkan kabar jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada pukul 09.00 WIB dan dirinya sempat tak percaya.

Kabar ini tentu menjadi pukulan terberat bagi keluarganya, sebab Harvino merupakan satu-satunya pilot di dalam keluarga.

Menurut kakak Harvino, Novi Cahyadi, semua anggota di keluarga memang bercita-cita jadi pilot, namun hanya adiknya yang berhasil mewujudkannya.

"Kebanyakan keluarga memang ingin jadi pilot, cuma Harvino saja yang berhasil," tutur Novi.

Ia juga menuturkan bahwa adiknya sudah lima tahun menjadi pilot maskapai Lion Air.

"Sudah lima tahun lebih jadi pilot Lion Air," sambungnya.

Baca Juga : Casing HP Diduga Milik Penumpang Pesawat Lion Air JT610 Jadi Viral, Akun Instagramnya Banjir Doa!

Sebelum bertugas, Vinni dan Harvino sempat berbicara melalui sambungan telepon.

Mereka menyinggung masalah pekerjaan dan kegiatan lari pagi yang sedang rutin dilakukan Harvino untuk menjaga kebugaran tubuh.

"Ngobrolin biasa-biasa aja sih, kerjaan, kesehatan, karena memang dia lagi harus fokus ke kesehatannya tuh, jadi harus rajin lari," lanjut Vinni.

Jauh sebelum Harvino menjadi seorang pilot, ternyata ayahnya sempat melarangnya.

Sebab mendiang sang ayah tidak suka jika anaknya menjadi pilot.

"Papah saya enggak suka kalau anaknya jadi pilot. Katanya kalau jadi pilot enggak tau meninggalnya di mana," ujar Vinni lagi.

Meski dilarang, Harvino tetap mewujudkan cita-citanya itu dengan bersekolah pilot di Lion Air setelah sebelumnya bekerja di Air Traffic Control (ATC).

Harvino menjadi pilot Lion Air sejak 2013 lalu.

Kopilot Lion Air JT 610 ini meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Baca Juga : Pesawat Lion Air JT-610 Jatuh Tak Lama Usai Lepas Landas, Ini Sebab Takeoff Lebih Berisiko dari Landing