Suami Jadi Korban Lion Air JT 610 Jatuh, Sang Istri Ungkap Keinginan Terakhir Pasangannya!

By Shevinna Putti Anggraeni, Rabu, 31 Oktober 2018 | 08:15 WIB
Ibnu Hantoro dan Hilda Aprilia Istrinya, di Pelni Blok C, Sukmajaya, Depok, Selasa (30/10/2018) ((KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA))

Nakita.id - Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Ibnu Hantoro (33), penumpang pesawat Lion Air JT 610 asal Depok, Selasa (30/10/2018) siang.

Di depan rumah Ibnu di Jalan Pelni Blok C, Sukmajaya, Depok para tetangga dan keluarga berkumpul.

Mereka duduk di kursi-kursi di halaman yang dipasangi tenda untuk mengucapkan belasungkawa.

Baca Juga : Bagikan Foto Pernikahan, Maia Estianty: Welcome to the Family DAD

Meski belum mendapatkan informasi resmi dari pihak maskapai atau Basarnas, Helda Aprilia (31) yakin bahwa suaminya ikut tenggelam bersama 100 lebih penumpang pesawat lainnya di perairan Karawang, Jawa Barat.

Kata Helda, Ibnu terbang ke Tanjung Pinang untuk melakukan pengabdian masyarakat menjadi dokter spesialis di sebuah RSUD Pangkal Pinang.

"Iya pengabdian masyarakatnya harusnya selesai Februari tahun depan karena dia kan baru lulu S2 tahun kemarin 2017," ucap Helda menahan tangis sambil menggendong anaknya di Jalan Pelni Blok C, Sukmajaya, Depok, Selasa.

Ia pertama kali mengetahui soal insiden Lion Air JT 610 dari kakak iparnya.

Saat itu, sang kakak ipar menanyakan kepada Helda detail mengenai penerbangan suaminya.

"Saya sudah mulai curiga kok enggak biasa-biasanya ditanya kayak begini, ada apa, kemudian dia memberi tahu saya dan seketika saya hanya bisa termenung dan menangis,” ucap Helda.

Baca Juga : Suami Fitri Carlina Ungkap Titik Larangan Jalur Pesawat Hingga Firasat Sebelum Lion Air JT 610 Jatuh!

Ia juga mengatakan, Ibnu sempat mengirimkan pesan WhatsApp yang isinya memberi tahu bahwa ia telah bersiap lepas landas.

“Terakhir itu dia bilang pesawatnya sudah boarding, kemudian saya balas lagi 'Oke sayang hati-hati', kemudian belum dibalas lagi sama dia,” ucap Helda sambil termenung.

 Ingin antar anak-anak

Helda mengatakan, tidak ada firasat yang menandakan kalau suaminya tersebut akan mendapatkan musibah seperti ini.

Hari itu, seperti biasa Ibnu berangkat pagi menuju bandara. Helda pun mengenang Ibu yang dikenalnya saat berkuliah di Universitas Dipenogoro pada 2003.

Dari perkenalan itu, mereka menikah hingga memiliki dua anak, yakni Farisa berumur empat tahun dan Fatih berumur 1,5 tahun.

Menurut dia, keinginan Ibnu yang belum bisa dipenuhi sampai saat ini adalah mengantarkan anaknya sekolah.

“Simpel keinganannya dia hanya ingin anterin anaknya kayak bapak-bapak lain bisa anterin anaknya ke sekolah,” ucap Helda.

Mereka juga berencana jalan-jalan bersama anak-anak pada liburan Desember mendatang.

Baca Juga : Tuti Tursilawati, TKW Asal Majalengka Dieksekusi Mati di Arab Saudi Tanpa Pemberitahuan ke Indonesia

 

Berat bagi Helda memberitahukan kepada anak-anaknya mengenai sang ayah.

“Saya bingung kasih tahu anak saya bagaimana karena anak saya tahunya bapaknya masih tugas di Pangkal Pinang,” ucap Helda.

Namun, Helda mengaku tabah dan berharap suaminya segera teridentifikasi .

“Saya hanya berharap Tuhan kasih kemudahan buat suami saya agar suami saya dapat cepat teridentifikasi,” kata dia.

Adapun pesawat Lion Air JT 610 tujuan Pangkal Pinang yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang jatuh di perairan Karawang.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul terakhir-dia-bilang-pesawat-boarding-saya-balas-oke-sayang