Karena merasakan dadanya sangat hampa dan lemas bahkan Hastuti sempat meminta suaminya, Hasanudin MT, untuk mengantar ke psikolog.
"Cuman kemarin merasa lemas. Saya pikir karena pengaruh gempa, jadi saya ngerasa kosong di sini (sambil menepuk dada). Saya bilang sama bapaknya, kayaknya mau ke psikolog karena rasanya kosong ini (menepuk dada)," kata Hastuti di dermaga JICT 2 Tanjung Priok pada Rabu (31/10/2018).
Baca Juga : Lion Air Jatuh, Sri Mulyani Tak Henti Peluk dan Usap Air Mata Keluarga Korban Saat Datangi Crisis Center
Hastuti masih bisa bersyukur karena seluruh keluarganya dan harta bendanya selamat dalam gempa dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah sebulan lalu.
Namun, Hastuti masih penasaran akan nasib putrinya yang bekerja di AISEIC untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia.
Meski ia sendiri mengaku telah diambil DNA-nya untuk keperluan identifikasi di RS Polri Kramat Jati dan diberi KTP dan identitas lain milik putrinya pada Selasa (30/10/2018), namun ia bersama adiknya dan dua anaknya datang ke dermaga JICT 2 untuk melihat sendiri proses evakuasi korban dan puing pesawat.
Ia masih mengingat kata-kata terakhir anaknya kepadanya lewat sambungan telpon sehari sebelum anaknya berangkat menuju Bangka untuk bekerja.
"Dia cuman bilang bu saya mau ke Bangka sambil ngomong sambil cerita ketawa-ketawa. Dia sama temennya dari Palu.Terus dia bilang, 'saya makan dulu ya, sebentar saya telpon lagi'. Cuman malam itu karena Palu kan lagi ini setelah peristiwa kemarin, jadi jam 20.30 sudah pada tidur," kata Hastuti.