Tragedi Lion Air JT-610, Ini Curhat Teknisi Burung Besi: Kami bukan Superman Maupun Tony Stark

By Salmaa Awwaabiin, Kamis, 1 November 2018 | 14:08 WIB
Curahan hati teknisi pesawat (Dok. Lion Air/Paul C Gordon)

Nakita.id - Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 menyisakan duka yang begitu mendalam.

Pasalnya, diperikaran bahwa para penumpang pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu tidak ada yang selamat.

Publik dirundung rasa penasaran, apa yang menyebabkan pesawat tersebut tiba-tiba hilang kontak setelah beberapa menit lepas landas.

Pagi tadi, kotak hitam yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi jatuhnya pesawat tersebut berhasil ditemukan (1/11/2018).

Baca Juga : Gaji Pilot Lion Air JT-610 Hanya Rp 3,7 Juta? BPJSTK Merasa Ada yang Janggal, Ini Faktanya!

Baca Juga : Makna Seragam Pramugari Indonesia, Mulai dari Lion Air Hingga Garuda

Namun, spekulasi publik terus bermunculan.

Dari mulai kelalaian pihak menejemen hingga teknisi pesawat Lion Air.

Karena sempat beredar kabar bahwa pesawat itu sebenarnya dalam keadaan rusak, tetapi tetap dipaksakan untuk terbang.

Kontroversi tentang hal tersebut sangat pelik terlihat di sosial media.

Baca Juga : Pesawat Lion Air Kerap Dinilai Tak Aman, Kapten Batik Air Ungkap Lion, Garuda, dan Sriwijaya Sama Saja

Tak lama setelah itu, seorang teknisi pesawat terbang berbagi curahan hati di media sosial.

Ia merasa pekerjaanya sebagai teknisi burung besi banyak disudutkan oleh publik karena tragedi ini.

Curahan hati tersebut dibagi di sebuah akun twitter bernama Rezky Dwinanda pada (29/10/2018) dengan judul 'Dari Kami Para Teknisi Burung Besi'.

Curhatan seorang teknisi burung besi

Di awal bagian ia membuka dengan pernyataan bahwa sepintar-pintarnya orang dengan jabatan yang setinggi-tingginya tak ayal membuat orang tersebut memiliki tata krama.

Baca Juga : BREAKING NEWS: Black Box Lion Air JT-610 Akhirnya Ditemukan

Saat orang lain tengah berduka, ia mengatakan bahwa banyak orang sibuk menghujat dan menjadi pengamat transpotasi dadakan.

Rizky mengatakan bahwa dalam pesawat nahas itu, rekannya sedang menjadi teknisi onboard yang ikut dalam penerbangan.

Baca Juga : Pesawat Lion Air Jatuh, Salah Satu Korban Baru Menikah Awal Tahun, Istrinya Tengah Mengandung 7 Bulan

"Kami bukan Tony Stark bykan juga Superman. Yg bisa membuat sesuatu bekerja tanpa kesalahan, kami juga hanya punya satu nyawa. Kami juga punya keluarga yang menunggu kami di rumah." tulisnya.

Ia menambahkan bahwa Lion Air yang selama ini dicap begini-begitu, murah, dan asal-asalan merupakan tempat ia bekerja.

Rizky menjelaskan bahwa pekerjaannya adalah sebagai teknisi, bukan penjudi yang juga mempertaruhkan nyawa mereka sebagai jaminannya.

"Melepas ratusan nyawa untuk terbang melintasi belahan bumi ini tak semudah yg kalian pikirkan. Jika memang tak layak terbang, tak ada 1 pun nyawa yang pantas dikorbankan hanya dalam 1 flight," ujarnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyakit Pada Anak Diabetes tipe-1 Biasanya Mulai Terdeteksi di Usia 10-14 tahun

Kemudian ia merasa sedih dan tak habis pikir dengan orang-orang yang menyalahkan, menyudutkan, dan menyinggung profesinya.

Bahkan sampai ada yang tega mengutarakan jika mereka tidak bertanggung jawab dengan penerbangan tersebut.

Baca Juga : Berurai Air Mata, Ibu Pilot Lion Air Terus Katakan 'Anakku Masih Hidup', Tangisnya Pecah Saat Bertolak ke Jakarta

Padahal dalam 1 hari setidaknya ada 2 tanda tangan para teknisi yang dibubuhkan dalam sebuah logbook.

Dalam 1 tanda tangan tersebut, setidaknya ada lebih dari 100 nyawa yang mereka pertanggungjawabkan.

Hal itu berarti dalam 1 bulan, lebih dari 3000 nyawa manusia dipastikan telah mereka "jamin keselamatannya".

Seolah tak menghargai apa yang telah mereka perbuat untuk keselamatan ribuan nyawa, banyak orang yang menghujat, menghina, dan mencaci para teknisi Lion Air karena kejadian JT610.

Baca Juga : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, Ini Firasat Hingga Permintaan Terakhir Pilot Sebelum Hilang Kontak

"Tidak kah lebih baik kalian yg ada di pesawat itu merasakan mjd kami bagaimana menjadi seorang engineer onboard yang tentu saja dirindukan oleh keluarga dan diharpkan kembali dengan selamat?"

Di akhir tulisan, ia mengatakan bahwa hidup, mati, dan jodoh semua ada di tangan Tuhan.

curahan hati rizky

"Kami para teknisi hanyalah seorang pribadi yang jauh dari kata sempurna. Tak sempurna bukan berarti tak bertanggung jawab, tak satupun ada yang menginginkan kejadian seperti ini. Sebab pada akhirnya semua adalah rencana Tuhan," tutupnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: 600 Anak Tewas Setiap Tahun Akibat Polusi Udara

Curhatannya di twitter itu banyak mengundang simpati dari warganet.

@chiggta : Yang sabar. Siapa sih didunia ini yang bisa memprediksi suatu musibah. Siapa juga yang mau terkena musibah. Semua ini sudah diatur yang Maha Kuasa. Jiwa kita semua digenggam olehNya. Kita hanya bisa memohon ampun lagi perlindungan.

Baca Juga : Nyeri Saat Haid, Minum Obat Ini Nggak Bikin Ketergantungan kok, Moms!

@aduhjadihuda : manusia hanya bisa berencana, tapi tuhan yang menentukan

Yuk Moms, kita perbanyak empati dan doa untuk segenap sanak dan rekan para korban pesawat Lion Air.