Sering Bertengkar Di Depan Anak? Waspada Gangguan Emosi Pada Anak

By Gisela Niken, Jumat, 14 Oktober 2016 | 04:30 WIB
Gangguan emosional menjadi bahaya bertengkar di depan anak (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Bertengkar di depan anak mungkin menjadi hal yang tidak disadari dan sering dilakukan oleh Mama Papa. Tahukah Mama ada beberapa bahaya bertengkar di depan anak yang bisa terjadi dan mengancam masa depan anak. Bertengkar di depan anak seperti merusak perasaan anak yang sangat lembut. Orang dewasa kerap tidak menyadari bagaimana seorang anak harus melihat orang yang jadi contoh bagi mereka harus bertengkar.

Baca juga: Bahaya bertengkar di depan anak

Pertengkaran orangtua yang berbahaya tidak hanya pertengkaran besar. Bahkan adu argumen dengan cukup keras akan berdampak buruk pada emosi anak. Perilaku orangtua memang dianggap menjadi faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak. Salah satu hal terpengaruh saat Mama dan Papa bertengkar yakni psikologis anak.

Baca juga: Jangan marah di depan bayi, ini alasannya!

Anak yang kerap melihat Mama dan Papa bertengkar berisiko tumbuh menjadi individu yang lebih cemas. Semakin sering mereka melihat pertengkaran, semakin mudah pula anak mengalami keemasan. Anak yang merasa rumah adalah tempat teraman kini sudah tidak lagi sehingga anak akan selalu merasa terancam.Kondisi ini juga menyebabkan anak menjadi sosok yang tumbuh dengan tidak stabil.

Dampak lainnya ialah anak menjadi tidak belajar untuk bernegosiasi dalam hubungan sosial mereka. Anak akan menganggap masalah bisa diselesaikan dengan pertengkaran. Ia tidak memahami musyawarah atau diskusi diperlukan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Anak juga tidak mendapatkan rasa bahagia atau dampak positif dalam sebuah hubungan artinya ia tidak akan terbiasa untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Baca juga: 4 kebiasaan orangtua yang memengaruhi kesehatan anak

Bahaya bertengkar di depan anak lainnya juga terjadi akibat anak yang mendapatkan lingkungan rumah yang tidak stabil. Saat ia mendengar teriakan, anak cenderung merasa takut dan menangis. Tentu saja trauma psikis ini dapat berdampak hingga ia dewasa. Ada baiknya Mama dan Papa lebih bijak saat ingin berdebat di depan si kecil.