Tabloid-Nakita.com – Anak usia 1 hingga 2 tahun memiliki banyak perkembangan pesat salah satunya dalam hal emosi. Mama perlu mengenali emosi anak usia 1 hingga 2 tahun agar dapat memahami pola tindakan yang ia lakukan. Mengenal emosi akan membantu Mama untuk menangani perilakunya dengan tepat.
Baca juga: Ini lo caranya agar anak cerdas emosi
Di usia ini energi anak sangat berlebihan artinya ia membutuhkan perhatian secara teratur. Anak akan sangat menempel pada Mama dan beberapa anak takut dengan orang asing. Jadi, jangan merasa marah atau risih jika si kecil terus mengikuti Mama ke mana pun Mama pergi. Emosi ini disebabkan oleh ia yang masih tak memahami dunia luar sehingga memilih mencari tempat yang aman.
Si kecil juga sudah mulai bisa bermain dengan anak-anak lain. Namun, ia memang belum bisa berinteraksi dengan baik serta melakukan perilaku berbagi. Meski menjadi orang takut, anak usia ini sangat senang meniru orang di sekitarnya. Ada baiknya Mama menjauhkan kata dan perilaku negatif agar di kemudian hari ia tak melakukan hal tersebut.
Baca juga: Yuk, mengenal emosi anak balita
Meski ia belum memahami antara benar dan salah, ia sudah mulai memahami apa yang Mama maksud dan apa yang dilarang untuknya. Biasanya ia sudah dapat mengingat sesuatu dan mulai memiliki imajinasi. Jadi, ia akan menghabiskan banyak waktu untuk mengoceh hal-hal yang ada di otaknya. Lalu apa yang perlu Mama lakukan untuk mengasah emosi anak di usia ini?
Cobalah untuk banyak bermain peran dengan si kecil. Memintanya menelpon dan berbicara di telpon akan mengembangkan imajinasi anak dan mengembangkan kosa katanya. Mama juga harus mengenalkan rasa sayang di sekitarnya. Tak hanya pada keluarga tetapi pada orang sekitar hingga mahkluk hidup lainnya. Hal ini akan menjadikan ia tumbuh jadi anak yang memiliki aura positif.
Baca juga: 5 faktor yang membuat anak emosi
Ternyata, emosi anak usia 1 hingga 2 tahun juga dapat menunjukkan tanda-tanda masalah perkembangan. Ketika anak pada usia ini tak masalah jika berjauhan dengan Mama, justru ada masalah dengannya. Selain itu, anak yang memiliki masalah juga cenderung tidak mau ikut bergabung atau terlibat dengan orang di sekelilingnya. Jika teru meneru demikian ada baiknya Mama mengunjungi dokter.
(Niken/Kidspot)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR